“Semua guru tugas wajib tahu tentang ilmu haid,” ujar Ustadz Qusyairi Ismail, dalam acara pembekalan guru tugas yang dilaksanakan MMU Tsanawiyah, di depan calon guru tugas angkatan 1439 H, Kamis (19/04), di Aula Kantor Sekretariat Lt III. Menurutnya, ilmu haid harus diketahui karena merupakan ilmu paling ‘laris’ di masyarakat.
Sejatinya ada tiga pilar yang harus dipahami betul oleh guru tugas; masa maksimal haid, minimal haid, serta paling sedikitnya suci. Dengan tiga hal tersebut guru tugas bisa dengan mudah menjelaskan haid kepada anak didik atau masyarakat. “Paham tiga ini sudah paham ilmu haid,” lanjut Pak Qusyairi, panggilan akrab beliau.
Selanjutnya beliau mengatakan, bahwa menjadi guru tugas harus menjelaskan dengan gamblang serta cepat dimengerti oleh pendengar.
Menurut beliau, ilmu haid sangatlah mudah. Beliau kemudian mengatakan, darah yang keluar dalam waktu lima belas hari atau kurang, baik sambung atau terputus-putus, semuanya darah haid, baik warna hitam atau merah.
“Jangan repot-repot, baru kalau keluar darah 20 hari, maka itulah yang harus dipermasalahkan,” jelas Koordinator MMU Idadiyah tersebut. “Kalian jangan menjelaskan banyaknya warna haid, bisa bingung nanti audiensnya,” lanjutnya.
Menurut penggagas metode al-Miftah tersebut, yang harus dijelaskan berulang-ulang hanya tentang shalat saat haid. “Ini kebanyakan orang tidak mengerti, seperti bersih ketika waktu ashar tinggal satu menit, maka harus mengqadhai (mengganti) Asar dan Dhuhur, karena bersih di waktu yang bisa untuk melaksanakan takbiratul ihram, dan shalat Asar bisa dijamak dengan Dhuhur,” ungkap beliau.
====
Penulis: Imam Ghazali
Editor : N. Shalihin Damiri