Artikel

Kitapun Pasti Bisa

"Siapa yang gemar membaca maka mendapatkan informasi. Siapa yang mendapatkan informasi maka mendapatkan pengetahuan. Siapa yang mendapatkan pengetahuan maka menguasai teknologi. Dan siapa yang menguasai informasi, pengetahuan, dan teknologi maka bersiaplah menjadi “penguasa dunia”.
Sumber Gambar: ttps://www.google.co.id/search?q=yahudi&source

Termasuk hal yang sangat tidak logis jika ada seorang muslim tidak mengerti dan tidak mengetahui bangsa Yahudi. Alasannya sangat mudah dan bisa diterima oleh akal. Bangsa Yahudi adalah bangsa yang kerap termaktub dalam al-Quran. Bahkan sejak kita duduk di bangku SD, kita telah mengetahuinya. Toh sekalipun sebatas membaca ataupun mendengar.

Remaja ini, jamak ditemukan produk-produk kesohor jebolan Yahudi yang tersebar luas dipelbagai belahan bumi yang berderet rapi disepanjang supermarket sentero negeri. Tidak kalah dengan produknya, adalah warganya yang juga sama tersebar dengan ambisinya yang ingin mendominasi dunia. Utamanya dalam ranah ekonomi. Padahal, jika kita tengok dan intip lebih jeli, jumlah mereka tak seberapa. Sangat berbanding jauh dengan populasi umat Islam di dunia. Tapi mengapa mereka bisa ?

Jawabannya, disamping karena ada “nash” dari tuhan, mereka diberi kecerdasan lebih oleh tuhan. Juga, ada faktor lain yang membuat mereka lebih leluasa dan lebih bisa dari pada kita. Faktor yang cukup bisa membuat kita tercengang, semacam pukulan keras kepada kita. Mereka –bangsa Yahudi, konsisten mengerjakan dan menjalani komitmen hidup mereka.

Yahudi adalah bangsa pilihan. Bangsa yang tak pernah mandul menerbitkan “bibit” unggulan. Bangsa yang begitu piawai berladang disegala ruang nan bidang. Meski mereka tercatat sebagai bangsa yang “ngeyel” melawan ketetapan tuhan. Tapi mereka tetap beriman kepada tuhan. Dalam artian, mereka meyakini firman tuhan perihal bahwa tuhan lebih mengunggulkan dan mengutamakan bangsanya.

Sebagai bangsa pilihan tuhan, tentu sangat memalukan dan semacam pengkhianatan kepada tuhan bila mereka tidak mengindahkan dan tidak melestarikan nikmat dari tuhan. Oleh karena mereka sadar bahwa yang “genius” dan yang cerdas adalah bangsa Yahudi, bukan yang lain, mereka sangat selektif dalam urusan pernikahan. Mereka sangat getol menjaga keutuhan bangsanya.

Mereka sangat marah, bila ada salah seorang dari yahudi menikah dengan selain turunan asli bangsanya. Bahkan jika hal itu terjadi, mereka tidak segan-segan mengerdilkan dan mencabut keyahudianya. Bagi mereka, hal semacam itu dapat merusak tatanan keyahudian pelakunya. Dan secara tidak langsung akan melunturkan ke”genius”an  bangsa yahudi.

Di samping itu, bangsa ini amat fanatik akan keberlangsungan pendididkan warganya. Setiap warganya harus mengenyam pendididkan “minimal” sampai bangku kuliah. Sebegitu fanatikanya mereka sampai semisal ada seorang Yahudi yang putus dalam melintasi jenjang pendidikannya, mereka akan mendonasikan sebagian besar hartanya. Tidak mengherankan jika setiap tahunnya ada sekitar 44% mahasiswa Yahudi yang berhasil menyabet gelar profesor, doktor, insinyur dan lain sebagainya.

Bangsa Yahudi seakan dikader untuk menguasai dunia. Mereka paham apa yang harus mereka lakukan. Dalam catatan dunia, bangsa Yahudi mengantongi nilai baik dalam hal membaca. Mereka mampu menghabiskan lebih dari puluhan buku setiap tahunnya. Apapun mereka baca demi menambah wawasannya. Mereka bahkan rela duduk berjam-jam hanya untuk membaca dan membaca.

Dari sini hukum universal berkata : “Siapa yang gemar membaca maka mendapatkan informasi. Siapa yang mendapatkan informasi maka mendapatkan pengetahuan. Siapa yang mendapatkan pengetahuan maka menguasai teknologi. Dan siapa yang menguasai informasi, pengetahuan, dan teknologi maka bersiaplah menjadi “penguasa dunia”.

Satu kata perintah dari tuhan berupa iqro’ yang artinya bacalah secara ril telah diimplementasikan oleh bangsa Yahudi. Tidak mengherankan, jika bangsa yang telah genius ini, menjadi lebih dari sekedar genius.

Yahudi bisa. Mengapa kita tidak?

Reporter: Khoiron_Abdullah*
Editor: Isomuddin Rusydi

*)aktif di sanggar “Nahsya” dan penikmat dunia “Sastra”.

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *