Feature

Merah Putih di Atas Sarung Hijau Santri

Ust. Saifulloh Muhyidin, Ketua II Pondok Pesantren Sidogiri yang bertindak membaca Amanah Upacara.
Ust. Saifulloh Naji, Sekretaris Umum Pondok Pesantren Sidogiri saat membacakan teks proklamasi.
Persiapan acara pengibran bendera Merah Putih ditandai dengan persiapan dari masing-masing pimpinan pasukan.

“Tidak terhitung berapa banyak nyawa pahlawan dan tetes darah yang sudah dibabat habis oleh Para Pahlawan untuk membela bangsa. Dan tidak terhitung juga berapa banyak harapan dan doa yang mereka lontarkan bagi masa depan Indonesia. Upacara semacam ini merupakan bentuk cinta kita kepada kedaulatan Indonesia. Bentuk syukur kita terhadap keberhasilan yang dicapai bangsa Indoneia.”

Laporan: M Afifur Rohman

Mata hari pagi tampak pucat menggantung rendah di timur bumi Sidogiri, Sinarnya tepantul masuk ke bilik-bilik permukiman santri, menghadirkan bayangan panjang melintasi gedung tinggi al-Ghazali. Pagi itu seolah-olah memancarkan atmosfer perayaan yang belum ada dalam acara sebelumnya.

Jam digital yang sudah lama berkedip menunjukkan pukul 05.28 Wis. Tampak dari kejauhan, santri berjalan, bergerombol, membentuk barisan dengan memakai sarung hijau dan takwa koko serta bersongkok putih muncul dari arah barat, selatan. Bersatu padu walaupun tanpa komando, diiringi dengan gumpalan-gumpalan debu yang beterbangan, seakan peperangan besar akan segera dimulai.

Tepat pukul 05.40 WIS seluruh santri, Pengurus Harian, Majlis Keluarga sudah memadati lapangan olahraga desa Sidogiri. Suara gumelegar Sound System bermerek Salsa menjadi warna tersendiri dari acara tersebut. Disisi depan petugas keamanan tampak sibuk dengan penertiban lalu lintas.

“Semua santri agar tertib dan menempati di kelasnya masing-masing, dan jangan berebut,” intruksi dari pihak keamanan.

Mulainya acara ditandai dengan masing-masing pemimpin barisan menyiapkan barisan. Dilanjutkan dengan masuknya pemimpin upacara menuju tengah lapangan. Dan peserta diambil alih oleh Pemimpin Upacara. Suasana khidmat terasa ketika Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) mulai memasuki lapangan upacara, semua hadirin diminta untuk berdiri. Selepas itu, lantunan lagu Indonesia raya diringi musik instrumen mulai menggema.

“Ini pemandangan yang luar biasa. Kekompakan antara santri, pengurus, keluarga dan pihak pemerintah sangat terasa. Mereka kompak jadi satu di sini dan mudah untuk mengaturnya,” ujar Saifuddin TNI Angkatan Darat, yang menjadi pelatih dari tim Paskibra Sidogiri Jumat, 17-08-2018.

Acara terus berlanjut dengan mengheningkan cipta yang dipimpin oleh Pembina Upacara (Ust. Saifulloh Muhyidin), pembacaan UUD 1945 oleh Bendahara Umum (Mas Ahmad Sa’dollah) pembacaan teks proklamasi oleh Sekretaris Umum  (Saifulloh Naji).

“Pelaksanaan upacara bendera ini dalam rangka mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan Indonesia dan menghormati pengorbanan mereka, berkat para pahlawan kita bisa menikmati hidup tentram dan damai di negara kita Indonesia. Pengibaran bendera ini merupakan bentuk cinta dan komitmen kita terhadap negara kesatuan Indonesia yang dibangun di atas darah dan nyawa para pendahulu kita. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya,” teks amanat yang dibacakan oleh Ust. Saifulloh Muhyidin.

“Acara ini bukan hanya bentuk formalitas saja. Tapi ini bentuk syukur kita, rasa bahagia kita dan rasa takdzim kita terhadap para petahana bangsa. Kita berharap, Semoga bangsa Indonesia terus diberikan kedamaian dan kesejahteraan, Amin.” Tegas Sekretaris Umum Pondok Pesantren Sidogiri Ust. Saifulloh Naji, saat ditemui redaksi Sidogiri.Net.

Acara berlanjut dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Ust. Zainal Abidin Dan laporan dari Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara tanda upacara telah selesai dilaksanakan. Acara berakhir pada pukul 09.58 Wis.

=====

Penulis: M. Afifur Rohman
Editor: N. Shalihin Damiri

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *