Berani kukatakan, bahwa di dunia ini tak ada masalah besar. Yang ada hanyalah masalah yang dibesar-besarkan. Sebab, besar-tidaknya sebuah masalah, diukur seberat manakah maslah itu membebani pikiran seorang. Bukan karena sulitnya jawaban; bukan pula karena rumitnya persoalan.
Dari itu, memikirkan masalah hanya akan dilakukan oleh orang tolol.Pekerjaan bijak saat kita dilanda masalah adalah menyelesaikannya, bukan memikirkannya. Dengan menjawab persoalan, lepaslah beban yang mengikat otak. Akan tetapi dengan memikirkannya, ikatan masalah bertambah erat.
Dan, yang perlu digarisbawahi, perbedaan antara keduanya sangatah sempit. Bahkan ada seseorang yang inginnya menyelesaikan masalah, tapi dengan memikirkannya secara continue, tanpa berusaha mencari jalan keluar.
Hal itu disebabkan pikirannya hanya tertuju mengapa masalah itu ada. Bahkan, jika ditinjau oleh orang waras (lebih tepatnya: orang yang lagi tenang) dia seakan ingkar kepada Tuhan yang telah memberinya masalah.
Padahal satu-satunya sikap yang pas saat berhadapan dengan masalah adalah: menerimanya, bukan menolaknya. Bahkan kita harus bersyukur. Sebab, masalah adalah sebuah isyarat akan kebesarannya. Dengan masalah, dia akan berusaha mencari solusinya; memikirkan sesuatu yang tidak terpikir oleh orang lain (baca: orang yang tidak tertimpa masalah). Dari itulah, dia lebih unggul dari yang lain.
Bersukurah wahai kau yang lagi tertimbun masalah!
Muhammad ibnu Romli/sidogiri.net