BeritaUnggulan

Bahas Uzlah, Kuliah Syariah Datangkan Penulis buku Sufi Berduit

Ust. Dairobi Naji dan Ust. Ahyat Ahmad
Ust. Dairobi Naji dan Ust. Ahyat Ahmad
Ust. Dairobi Naji (kanan) dan Ust. Ahyat Ahmad (kiri) pada acara Diskusi Panel Kuliah Syariah

Malam Ahad (01/02) Kuliah Syariah melalui Lembaga Penelitian Studi Islam (LPSI) kembali menggelar diskusi panel. Acara bertempat di aula Sidogiri Excellent Corp (SEC) lantai III dengan tema “Uzlah di Zaman Ini, Mungkinkah?”. Diundang sebagai pemateri dalam diskusi panel kali ini adalah Ust. Dairobi Naji, penulis buku “Sufi Berduit” dan Ust. Achyat Ahmat, Direktur Annajah Center Sidogiri (ACS). Acara ini dihadiri oleh seluruh anggota Kuliah Syariah.

Suasana Diskusi Panel pada malam Ahad (01/02)

Secara etimologi uzlah berarti menghindar dari sesuatu. Secara terminologi uzlah adalah membebaskan diri dari masyarakat menuju kahadirat Allah SWT.  Urgensitas uzlah dalam proses sulûk dapat dilihat dari manfaat yang diberikan pada setiap orang yang menjalankannya. Terbebasnya seseorang dari berbagai kesibukan duniawi menjadi kesempatan untuk mendedikasikan diri dan seluruh waktunya untuk beribadah secara total.

Baca juga: Ulama Sufi dan Cendekiawan se-Dunia Kunjungi Sidogiri

Nabi Muhammad SAW sendiri sebelum dilantik menjadi Nabi, sering menyepi di gua Hira`. Demikian juga, banyak para tokoh sufi yang cepat mencapai derajat kewalian melalui uzlah. Ibnu Athaillah juga lebih menekankan uzlah sebagai sarana yang paling efisien untuk menyatukan pikiran dengan Allah SWT, sehingga seorang sâlik dapat all out dalam beribadah.

Ust. Dairobi, penulis buku Sufi Berduit, ketika menjelaskan materi di depan para peserta

Mengenai uzlah di zaman sekarang ini, menurut Ust. Dairobi hal itu sangatlah mungkin, karena uzlah itu tidak harus menghindar dari keramaian, uzlah tidak harus pergi ke-gua. Sekalipun kita berada di tengah keramaian kita tetap bisa ber-uzlah dengan cara menjaga hati dari radzail (penyakit hati yang dapat menjadikan karakter yang hina dan merendahkan martabat) serta menyetel hati kita untuk selalu bertakarub pada Allah. “Uzlah itu gak harus ke gua, asal bisa menghilangkan radzail itu sudah uzlah,” jelas Ust. Dairobi Naji. Demikian juga dianggap uzlah ketika seseorang mengalihkan pandangan dari maksiat yang telah menjamur di zaman sekarang.

Moh. Kanzul Hikam|Sidogiri.net

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *