a. Deskripsi Masalah
Ada orang tua renta melakukan salat dengan cara duduk di atas kursi. Saat sujud, dia tidak meletakkan anggota sujud ke tempat sujud, namun hanya membungkukkan badannya dengan posisi lebih rendah daripada rukuknya.
b. Pertanyaan
Bolehkah praktik seperti di atas?
c. Jawaban
Praktik di atas sudah dianggap sebagai salatnya orang yang duduk. Mengenai hukumnya dilihat dulu; kalau memang dia tidak bisa berdiri dan tidak bisa melakukan sujud secara sempurna, maka boleh, seperti praktik di atas. Jika masih bisa maka tidak boleh.
d. Rujukan
مَنْ يَقْدِرُ عَلَيْهِمَا أي الرُّكُوْعِ وَالسُّجُوْدِ لَوْقَعَدَ فَيُصَلِّى قَاعِدًا وَيُتِمُّهُمَا لاَ قَائِمًا وَيُوْمِئُ بِهِمَا .
بَابُ كَيْفِيَةِ وَحُكْمِ صَلاَةِ المَعْذُوْرِ الأَتِى بَيَانُهُ. يُصَلِّى المَرِيْضُ كَيْفَ أَمْكَنَهُ وَلَوْ مُوْمِيًا لِلضَّرُوْرَةِ وَلاَ يُعِيْدُ مَا صَلَّاهُ لِعُمُوْمِ عُذْرِهِ وَلاَ يَنْقُصُ ثَوَابُهُ عَنْ ثَوَابِهِ لَوْ صَلَّى مُتِمًّا لِلْأَرْكَانِ لِأَنَّهُ مَعْذُوْرٌ وَلِخَبَرِ البُخَارِىِّ “اِذَا مَرِضَ العَبْدُ اَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مَا كَانَ يَعْمَلُ صَحِيْحًا مُقِيْمًا” وَالمُعْتَبَرُ فِى المَرَضِ المَشَقَّةُ الظَّاهِرَةُ اَوْخَوْفُ زِيَادَةِ مَرَضٍ اَوْ نَحْوِهِ. (الشرقاوي, 1/280).
Disadur dari: Buku Santri Salaf Menjawab