Senin (22/05) seluruh Kepala Daerah, Kepala Kamar (Kepma), Pembantu Urusan Daerah (Baurda), anggota Cegah Berantas Barang Berbahaya (CB3), dan anggota Ketertiban dan Keamanan (Tibkam) dikumpulkan dalam acara Pengarahan dan Taujihat Majelis Keluarga yang disampaikan oleh Mas d. Nawawy Sadoellah. Hadir pula Ust. Syaifulloh Muhyiddin, Ketua II, dan Ust. Abdur Rokib, Kepala Bagian (Kabag) Tibkam. Acara ini bertempat di gedung Sidogiri Excellent Corp (SEC) Lt. III.
Pada acara ini Mas d. Nawawy menyampaikan taujihat kepada para pengurus. Namun, taujihat yang disampaikan justru lebih mengarah kepada beberapa pesan untuk Kepala Kamar (Kepma). Beliau berkata, “Kepala Kamar adalah kunci dari keberhasilan pondok. Kalau Kepala Kamar berhasil maka pondok ini berhasil,” ujar Sekjen Majelis Keluarga tersebut di awal acara. Begitu pun sebaliknya, jika Kepma gagal maka pondok pun ikut gagal. Hal ini karena Kepma merupakan kunci dari segala kegiatan yang ada di pondok. “Kepala kamar lebih penting ketimbang pengurus yang lain,” ungkap beliau.
Mas d. Nawawy mewanti para Kepma agar perhatian terhadap warga kamarnya. Juga agar mereka diajak berkomunikasi seperti bertanya berasal dari daerah mana, latar belakang keluarga dan jika sakit ditanyakan sakit apa. Komunikasi ini berfungsi agar tidak mudah benci dan jengkel.
“Merawat anak itu lebih sulit daripada merawat istri walaupun istrinya tiga,” ujar Mas d. Nawawy mengingatkan. Oleh karenanya, agar Kepma benar-benar perhatian dalam mendidik warga kamarnya, maka harus bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya. “Paling penting ialah kamu melakukan dengan sungguh-sungguh.”
Beliau juga menjelaskan ada tiga hal yang mesti dilakukan oleh Kepma terhadap warga kamarnya. Yakni harus tidak memiliki perasaan benci kepada warga kamarnya, dekat dan memotivasi.
Ketua II juga turut memberikan arahan dalam acara tersebut. Beliau berkata, “Kalau ada apa-apa keluhkan ke saya. Siapa tahu saya lebih berpengalaman dalam masalah tersebut,” ungkap beliau.
Sekitar pukul 10.00 Wis acara berlanjut ke sesi ramah-tamah. Mas d. Nawawy memberi arahan seputar keluhan yang dihadapi para pengurus tentang masalah yang dihadapi. Keluhan yang beliau jawab ini merupakan keluhan yang telah ditulis oleh para pengurus di kertas keluhan yang diedarkan di daerah-daerah sebelum acara.
Acara ditutup dengan pembacaan hamdalah dan doa Kaffaratul-Majlis pada jam 10.30 Wis. Di akhir acara Mas d. Nawawy berdoa untuk kebaikan para pengurus. “Semoga ilmu kita manfaat dan bisa menjadi santri yang membanggakan masyayikh,” pungkas beliau.
Penulis: Iwanulkhoir
Editor: Moh. Kanzul Hikam