Dikisahkan, Imam Malik pernah dipukul oleh Sayyid Ja’far bin Sulaiman. Imam Malik pun pingsan akibat pukulan tersebut. Saat tersadar, pengarang al-Muwattha’ ini berkata, “Sungguh aku jadikan pukulan tersebut halal.”
Orang yang menyaksikan kejadian tersebut bertanya kepada beliau atas ucapannya. Imam Malik menjawab, “Aku khawatir ketika aku mati bertemu dengan Rasulullah Saw dan aku malu bila salah satu cucu beliau masuk neraka sebab aku.”
Setelah masa itu, ketika Khalifah al-Mansur menjadi penguasa, sang Khalifah menuntut qishas atas pukulan tersebut. Namun, Imam Malik berkata, “Aku berlindung kepada Allah. Demi Allah tidaklah terangkat satu pukulan dari badanku oleh beliau, kecuali aku telah menghalalkannya karena beliau adalah keturunan Rasulullah Saw.”
(Disadur dari, Sangu Urip; Bekal Masyarakat Sesuai Syariat [hal. 111] cetakan, Lirboyo Press)