FeatureUnggulan

Libur Iduladha, Momen Melepas Rindu dengan Buah Hati

Suasana malam itu berbeda dengan biasanya. Gema takbir menyelimuti keramaian Pondok Pesantren Sidogiri, menyambut kedatangan malam Iduladha. Lalu lalang santri yang pergi ke masjid menjadi pemandangan pada malam hari raya kurban tahun ini. Selepas pembacaan maulid, setiap daerah secara bergantian berangkat menuju masjid untuk membaca takbir bersama-sama.

Lantunan takbir yang mendayu-dayu membangkitkan kembali memori indah yang ada pada benak kepala santri. Kenangan manis hari raya Idulfitri kembali terbayang di otak mereka. Tak sedikit santri yang menitikan air mata tatkala membaca takbir, menangis merindukan suasana berkumpul dengan keluarga pada saat hari raya.

Para santri membaca takbir dengan penuh penghayatan

Takbir tak henti-hentinya berkumandang hingga sang surya menyingsing. Pada pagi hari, seluruh santri telah berkumpul, berbaris rapi di area pesantren. Dengan pakaian bersih dan rapi, mereka bersiap untuk melaksanakan shalat hari raya.

Sekitar pukul 7 Wis, shalat Iduladha pun digelar. Ust. Yasin bertugas sebagai imam dan khatib, sedang Ust. Daud menjadi bilalnya. Suasana khidmat menyelimuti pelaksanaan shalat di pagi itu. Selepas khutbah Iduladha, para santri pun bubar sambil saling berjabat tangan.

Jamaah shalat id memadati sekitar area PPS

Sementara itu, ada sebagian santri yang dipenuhi oleh rasa harap. Mengharap dirinya dapat berjumpa kedua orang tua yang datang berkunjung di momen hari raya. Bunyi pengeras suara bersahutan, memanggil satu persatu nama santri yang ketepatan orang tuanya datang.

Area selatan PPS dipenuhi oleh para tamu. Momen pertemuan santri dan orang tua berlangsung di sana. Setelah memanggil putranya melalui pos pemanggilan, orang tua berdiri menunggu kedatangan anak tercinta. Kedatangannya pun disambut dengan senyum merekah dan pelukan hangat penuh rindu.

Para wali santri memenuhi area balai tamu dan sekitarnya

Perjuangan yang cukup melelahkan terbayar lunas saat melihat sang buah hati dalam keadaan sehat walafiat. Tentunya, sejak dini hari, wali santri telah bersiap menyiapkan makanan kesukaan anaknya. Berbagai macam makanan telah ia persiapkan agar bisa disantap bersama. Perjalanan jauh rela ditempuh hanya karena ingin bertatap muka.

Perjumpaan santri dengan orang tua, bukan hanya ajang melepas rindu. Momen ini dipenuhi dengan luapan emosi. Apalagi bagi santri baru, berjumpa orang tua adalah hal yang selalu ditunggu. Canda tawa memenuhi atmosfer Sidogiri kala itu.

Di sore hari, wali santri mulai banyak yang beranjak pulang. Berpamitan kepada putranya yang tak kuasa untuk berpisah. Namun, dengan berat hati, para santri melepas kepulangan orang tuanya dan kembali ke asrama sambil menerima kenyataan. Kenyataan berpisah dengan keluarga, demi menuntut ilmu agama dan harapan besar untuk masa depan.

Penulis: Moh. Syauqillah
Editor: Fahmi Aqwa

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *