Berita

Sidogiri Media Berbicara Rohingya

Khidmat: Ketika Redaksi Senior Sidogiri Media, Ust. Qusyairi Ismail Menyampaikan Materinya

“Kita berada di zaman yang hampir final” begitulah yang disampakan Ust. Qusyairi Ismail dalam acara menguak kebengisan Buddha Myanmar terhadap Umat Islam, Sabtu (24/39). Acara yang dimotori oleh Majalah Sidogiri Media ini mengangkat tema “Palestina, Rohingya dan Kita”, sesuai dengan judul Sidogiri Media edisi 130. Acara boleh diikuti oleh santri yang memiliki majalah Sidogiri Media edisi 130.

Hadir dalam acara yang bertempat di Kantor Sekertariat Lt.III tersebut, Ust. Qusairi Ismail, Redaktur Senior Sidogiri Media, beserta Ust. Alil Wafa, Pemimpin Redaksi majalah tersebutsebagai Narasumber. Acara dibagi dua sesi dengan durasi waktu 20 menit setiap Narasumber. Ust. Qusyairi Ismail, Narasumber pertama mengatakan, bahwa seorang santri harus memiliki Ghirah di hatinya untuk mengakui, bahwa Muslim Rohingya adalah saudara kita.

“Sikap kita adalah bagaimana kita yang berada di sini mengakui bahwa muslim rohingya adalah saudara kita. Jika tidak peduli terhadap mereka, maka kita kafir,” papar Ust. Qusyairi, penulis buku Skandal al-Quran Syiah.

Kemudian Ust. Alil Wafa Narasumber kedua mengatakan, bahwa sekarang telah terjadi Genosida di Myanmar. Bukan hanya orang Yahudi dan Nasrani benci terhadap Umat Islam. Ternyata orang-orang Buddha juga benci terhadap Umat Islam.

“Mereka (kafir) hidup di Indonesia aman. Coba kita lihat, Umat Islam dengan jumlah minoritas yang hidup di negara kafir, mereka semuanya di tindas,” tegas pria asala Pasuruan tersebut.

Jihad, lanjut beliau. bagi kita sebagai santri adalah Belajar, Patuh Kepada aturan, serta khidmah. Beliau menggambarkan pentingnya hal tersebut ketika Imam Ghazali lebih memilih diam (tidak ikut perang) ketika Umat Islam sering mengalami kekalahan dalam perang salib.

“Tugas kita di pesantren adalah Belajar, memahami agama. Memang tidak ada kaitannya dengan kejadian yang sekarang, tapi ingat hal itulah yang dicita-citakan,” ujarnya.

====
Penulis: M. Afifur Rohman
Editor  : N. Shalihin Damiri

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *