Untuk memeriahkan Hari Jadi PPS yang ke-277 dan Haflatul Ikhtibar yang ke-78 (PH2) yang dilaksanakan pada Jumat (12/06) malam kemarin panitia mendatangkan Habib Abu Bakar bin Hasan Assegaf dari Pasuruan dan KH. Qoyyum Maksum dari Lasem, Rembang untuk mengisi ceramah agama.
Dalam mauidzahnya Habib Abu Bakar bin Hasan Assegaf mengatakan bahwa, pesantren merupakan tempat satu-satunya dalam menjaga tradisi-tradisi ulama salaf, mendalami ilmu agama. “Pondok pesantren adalah tempat mengelola warisan Nabi Muhammad,” ujarnya di hadapan para santri.
Menurut Habib Abu Bakar, tidak dapat ditemukan tempat yang lebih mulia dibandingkan pesantren. Oleh karena itu, ia mengingatkan supaya santri bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, sehingga menjadi pewaris Nabi.
“Kalau ingin sukses ngajinya, cukup memegang apa yang disampaikan KH. Cholil Nawawi (Sidogiri) yaitu tekun belajar dan shalat jamaah,” ungkap Habib karismatik ini.
Selain itu, ia melanjutkan, diantara jalan untuk mendapatkan futuh adalah dengan khidmah pada guru dan tekun shalat berjamaah, membaca surat Yassin.
Sebelum mengakhiri pidatonya, Habib yang gemar memakai baju putih ini berpesan kepada santri agar tidak berbangga diri. “Karena tema ikhtibar adalah Mengajak bukan Mengejek, maka saya mengajak pada santri tidak bangga membawa nama Sidogiri, tapi buatlah bangga masyaikh Sidogiri,” imbaunya.
Sementara, KH. Qoyyum Maksum menyampaikan tentang hakikat manusia yang beragam-ragam. Mulai dari manusia yang berprofesi sebagai ulama, manusia yang berkecimpung dalam politik, dan manusia yang berjiwa seniman. Acara selesai dengan pembacaan do’a yang dilantunkan oleh KH.Qoyyum Maksum selaku.
==
Penulis: M. Saifuddin Ali
Editor : M. Husni Mubarok