Kuliyah Sariah Pondok Pesantren Sidogiri melalui Lembaga Penelitian dan Studi Islam (LPSI) kembali mengelar diskusi panel pada Ahad (13/09). Diskusi panel yang dimotori oleh Forum Kajian (FK) Tasawuf ini mengangkat tema “Deferensi Tasawuf Islami dan Falsafi” dengan menghadirkan Habib M. Segaf bin Hasan Baharun S. HI, M. HI, Pengasuh PP. Darul-Lughah wad-Da’wah Putri, Bangil Pasuruan sebagai narasumber.
Acara yang bertempat di Aula kantor Seketariat ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil kajian anggota LPSI semakin terarah dan lebih mendalam.“Kami mengundang al-Habib Agar anggota FK Tasawuf bisa konsultasi langsung kepada beliau mengenai kejanggalan atau problem yang belum dipahami selama di FK,” jelas Ahmad Ilham Zamzami, ketua LPSI dalam sambutannya.
Dalam kesempatan tersebut Habib Segaf mengapresiasi tema yang diusung oleh LPSI. “Saya sangat mengapresiasi tema ini. Jarang sekali Perguruan Tinggi Islam bahkan pesantren khususnya, mengangkat tentang deferensi (perbedaan) tasawuf islami dan falsafi seperti yang dilakukan LPSI Pondok Pesantren Sidogiri,” ujarnya sembari kagum.
Menurut beliau perbedaan tasawuf islami dan falsafi terletak pada konsep dan teori. Tasawuf islami merupakan ajaran tasawuf berdasarkan al-Quran dan sunah nabi serta praktek-praktek kerohanian generasi salaf. Sementara tasawuf falsafi adalah sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan dengan pendekatan rasio atau akal.
“Intinya, tasawuf atau sufisme adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlaq, membangun dhahir dan batin untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi. Nah, tasawuf islami itu harus kita lakoni,” jelas murid Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki
Sedangkan tasawuf falsafi lanjut al-Habib tidak sekedar mengenal Tuhan sampai tingkatan ma’rifattullah. “Melainkan yang lebih tinggi dari itu yakni wihdatul wujud (kesatuan wujud) dan falsafi bukan rana kita (awam). Soalnya yang bisa ke sana hanya orang-orang pilihan yang makrifatnya sudah tingkat tinggi, misalnya Siti Jenar, Ibnu Arabi, al-Hallaj sampai pada derajat ini,” papar alumnus Rubath Al-Madinah asuhan Al-‘Allamah Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith di hadapan ratusan anggota kuliyah Sariah.[]
===
Penulis : Ilham Akbar
Editor : Muh. Kurdi Arifin
[…] menambahkan, “Syekh Abdul Qodir al-Jailani mendefinisikan tasawuf dengan akhlak. Siapa yang lebih berakhlak maka ia lebih tasawuf dari yang lain. Seseorang juga harus […]