Pembukaan kegiatan rohah Shahih Bukhari yang ditempatkan di lapangan olahraga barat MMU as-Suyuthi pada Kamis malam (14/04) bertujuan untuk menciptakan tradisi Habaib dan para ulama di Tarim dan Hadramaut di tanah air. Hal tersebut disampaikan oleh Habib Abu Bakar bin Hasan bin Muhammad bin Hud as-Segaf, Pasuruan, dalam pembukaan pidatonya.
Lebih lanjut beliau menuturkan sebelum mengkaji lebih dalam kitab Shahih Bukhari, maka beliau menganjurkan untuk mengetahui terlebih dahulu muallifnya. “Seperti kita berobat, maka kita harus tahu kapasitas dokternya,” jelas Habib Abu Bakar bin Hasan bin Muhammad bin Hud as-Segaf kepada parahadirin yang berbaju putih tersebut.
Menurut beliau, Imam Bukhari sejak kecil sudah terilhami dengan banyak kitab Hadis. Terbukti ketika Imam Bukhari baru berusia belasan tahun beliau sudah hafal 70 ribu Hadis. Terhitung semua guru yang menjadi perburuan Hadisnya mencapai 1ooo guru.
Ketika usia kanak, Imam Bukhari mengalami kebutaan. Sehingga beliau ditangisi oleh ibunya. Setiap malam ibu terus memanjatkan doa untuk Imam Bukhari. Berkat doa ibunya, akhirnya Imam Bukhari akhirnya bisa melihat dan diberi kemudahan dalam menghafalkan Hadis.
Di Samarkon berkumpul 400 ulama ahli Hadis untuk menguji hafalan Imam Bukhari dengan melacak Hadis dan sanadnya dicampur. “Mana mungkin bukan orang Arab bis hafal Hadis sebanyak itu,” ucap Habib Abu Bakar menirukan ulama yang masih meragukan kemampuan Imam Bukhori.
Namun, Imam Bukhari bisa membetulkan Hadis semua Hadis itu. Sehingga dari kejadian itu, Imam Bukhari disebut Muhadisin Hadis. Menurut penyampain Habib Abu Bakar bin Hasan bin Muhammad bin Hus as-Segaf, Imam Bukhari selama hidupnya tidak pernah ghibah kepada santrinya.[]
===
Penulis: Musaif Ali
Editor : Muh. Kurdi Arifin