“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam (Maria) berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad” (QS. Ash-Shaff 61:6)
Sebuah kafilah dagang memasuki kota Syam. Di sana kafilah itu didatangi oleh seorang pendeta Nasrani bernama Jarjis. Pendeta Jarjis atau lebih dikenal dengan Bahira menyatakan kekagumannya pada seorang bocah kecil, kira-kira berusia 12 tahun yang ikut bersama rombongan dagang itu. Pendeta berkata, bahwa ia melihat saat mereka menuruni bukit, banyak batu dan pohon-pohon yang bersujud kepada anak kecil bernama Muhammad itu. Bahira menambahkan bahwa ia juga melihat sebuah tanda yang terdapat di bawah pundaknya, mirip buah apel, menurut Bahira itu merupakan tanda-tanda kenabian yang ada dalam kitab agamanya (al-Kitab).
Sebuah misteri kelahiran sang pelita dunia yang telah diramalkan oleh kitab terdahulu terkuak kembali di abad ke-19 M. Seorang mualaf bernama Abdul Ahad Dawud kelahiran 1867 di Urmia, Persia berhasil mengungkapkan misteri tersebut dalam bukunya berjudul Muhammad in the Bible. Dalam bukunya itu, mualaf yang merupakan mantan pastur Katholik Roma sekte Uniate-Chaldean menyebutkan beberapa argumen hasil penelitiannya terhadap isi kitab Bible, yang ke semua pendapat itu, menunjukan bukti-bukti bahwa Nabi Muhammad sudah diperkirakan kehadirannya menjadi utusan Allah setelah Nabi Isa pergi atau Yesus menurut keyakinan agama Nasrani.
Bible adalah nama kitab yang berisikan perjanjian lama dan perjanjian baru menurut agama Nasrani atau Kristen, sedangkan menurut kita umat Muslim bisa digambarkan sebagai evolusi dari kitab Taurat dan Injil yang banyak berubah dan diragukan keasliannya. Walaupun demikian, ternyata ditemukan sebuah bukti yang tidak terbantahkan melalui pena mantan pastur bernama Prof. David Benjamin Keldani yang kini, ketika sudah masuk Islam, lebih dikenal dengan Mr. Abdul Ahad Dawud bahwa agama yang benar-benar mendapat ridho Allah adalah agama Islam dengan diutusnya nabi akhir zaman yang telah diramalkan yesus atau Isa di dalam al-Kitab (Bible).
Bukti pertama ada dalam perjanjian lama, disebutkan bahwa Yesus akan pergi, karena dengan kepergiannya maka Sang penghibur akan datang. Sang penghibur atau roh kebenaran di sini tiada lain adalah Nabi Muhammad. Tidak bisa diartikan sebagai Holy Ghost (Roh Kudus), seperti versi Teolog Kristen. Karena, Nabi Muhammad diutus sebagai Rasul ketika Nabi Isa telah diangkat oleh Allah ke langit.
Bukti kedua datang dari perjanjian baru. Tercantum nama “Malachai” dalam buku terakhir dari Canonical Jewish Code of The Bible, yang kelihatannya lebih sebagai julukan daripada sebagai nama diri. Pengucapan yang benar dari nama ini adalah “Maleakhi” yang artinya “malaikatku” atau “pesuruhku”. Dalam bukunya Mr. Dawud, Muhammad in the Bible, maleakhi di sini memiliki pengertian orang yang ditugaskan untuk menyampaikan suatu pesan/ kabar kepada seseorang. Sang pesuruh berdasarkan penelitian Mr.Dawud dalam Bible, Maleakhi 3:1, adalah seorang manusia yang diutus bukan untuk menyiapkan jalan bagi utusan yang lain (adon, atau utusan perjanjian), melainkan untuk menegakkan agama yang benar, rahmatan lil ‘alamin.
Agama yang menjadi rahmatan lil ‘alamin ini pastinya bukan agama Yahudi dengan segala konsepsinya yang tidak cocok dengan berbagai ras dan bangsa di dunia ini, bukan pula agama Kristen dengan segala dogma-dogma yang tidak memberi manfaat bagi umat manusia bahkan menimbulkan permusuhan antar sempalan-sempalannya sendiri. Jadi, agama yang dimaksud adalah agama Islam, agama yang membatalkan kedua agama ini serta menegakkan kembali agamanya Nabi Ibrahim, Yaqub, dan nabi-nabi lainnya dengan membawa aturan baru bagi umat manusia. Agama yang simpel, yang mengesakan Tuhan, yang mencabut akar-akar kemusyrikan di wilayah Bait-Nya Allah yang menjadi tugas sang Utusan yang mana tiada lain dialah junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Sumber artikel ini adalah buku dengan judul “Menguak Misteri Muhammad SAW”, versi Indonesia dari buku Muhammad in the Bible karya Benjamin Keldani, Sahara Publisher, Edisi Khusus Cetakan kesebelas Mei 2006. Semoga menambah cinta kita kepada Nabi Muhammad Sang Pelita akhir zaman. Shallu ‘ala nabi Muhammad!
/Musafal Habib