Senin (13/11) Pengurus Pondok Pesantren Siodigri (PPS) menggelar Daurah Ilmiah bertempat di Aula Kantor Sekretariat lantai III. Acara tersebut diselenggarakan atas titah Sekretaris Umum PPS, Ust. Saifulloh Naji, kepada Kepala Lembanga Pengembangan Bahasa Arab dan Asing (LPBAA), Ust. Mahbub Sonhaji, dan Kepala Kuliah Syariah, Ust. Afifuddin, untuk mengkordinir anggota-anggotanya agar ikut serta pada acara daurah tersebut.
“Kepala LPBAA di suruh untuk mengikutkan warga Daerah Arab, B dan K, dan Kepala Kuliah Syariah untuk mengkikutkan peserta LPSI (Lembaga Penelitian dan Studi Islam ),” jelas Ust. Abdullah Kholil, Wakil III LPBAA.
Syekh Muhammad bin Suud al-Jihdi al-Yamani, Narasumber pada acara tersebut menyampaikan beberapa hal melalui Ustaz Arif Rohman sebagai penerjemah. Di antaranya beliau menganjurkan kepada semua peserta daurah agar tidak belajar tanpa bimbingan seorang guru, karena akan menimbulkan kesalah fahaman ketika memahmi sebuah kitab.
“Usahakan juga agar ketika kalian ingin ingin memulai sesuatu, mulailah dengan ilmu, karena Imam Bukhari mengawali kitabnya dengan Babul ilmu,” Jelas beliau.
Beliau juga menyampaikan betapa pentingnya menghafal ilmu, dan kemudian bercerita tentang Imam Syafii yang ditegur oleh sekawanan perampok karena tidak mengahafal kitab-kitab yang dibawanya menggunakan unta.
“Ketika itu, Imam Syafii ingin kembali dari Yaman ke Hijaz dan membawa semua kitabnya, di perjalanan Imam Syafii bertemu dengan kawanan perampok, kemudian Imam Syafii berkata, ‘jangan kau ambil peti-peti ini, karena ilmuku ada di dalamnya,’ Lantas si perampok berkata, ‘apa gunanya ilmu yang cuma diletakakkan dalam kotak, tapi tidak engkau hafalkan,’ Imam Syafii tersinggung, lalu menghafal semua kitab yang ada didalam petinya, kemudian beliau berkata ‘Ilmuku selalu bersamaku, dimanapun aku berad,” jelas Ustaz Arif Rohman menerjemahkan penyampaian Syekh Muhammad.
Selain itu, Syekh yang mengabdikan hidupnya dalam pengembaraan mencari ilmu selama 20 tahun ini juga menyampaikan, bahwa dalam mencari ilmu, kecerdasan memang sangat dibutuhkan, namun jangan karena kecerdasan yang dimiliki lebih rendah dari yang lain, kemudian berputus asa.
“Semua manusia memiliki potensi yang kuat, tinggal apakah kita mau mengasahnya atau tidak,” papar beliau.
====
Penulis: Ach Mustaghifiri Soffan
Editor : N. Shalihin Damiri