Kamis (26/07) malam, penutupan rauhah Kitab Shohih Bukhari yang bertempat di lapangan baru Pondok Pesantren Sidogiri resmi berakhir setelah pembacaan hadis terakhir oleh Habib Jakfar bin Abu Bakar al-Muhdhar sebagai muhadir pada malam itu. Disusul dengan doa sebagai tanda khatamnya pembacaan kitab tersebut.
Dalam ceramahnya, Habib Jakfar menjelaskan bahwa “Majelis seperti ini merupakan salah satu dari taman-taman surga. Rasulullah Saw bersabda; jika kalian bertemu dengan salah satu kebun surga, maka berhentilah, oleh karena itu saya berhenti di sini.” Kata beliau membuka ceramah.
Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa sepantasnya kita bersyukur karena bisa menjadi santri Sidogiri, “Ghi` bada hubunga bareng Sidogiri maske santre (masih ada hubungan dengan Sidogiri meski cuma santri).” Ungkap beliau dengan bahasa Madura.
Beliau melanjutkan, alumni-alumni terkenal, hebat, dan keramat, bukan karena mereka yang hebat melainkan ada Sidogiri di belakang mereka.
“Ajja` ga’-magaga’. Ada’ segaga’. Orenga ada’ pa-apana. Sidogiri jareya! (Jangan jumawa. Tidak ada yang jumawa, orangnya tidak ada apa-apanya. Itu Sidogiri (yang hebat).” Terang beliau mengingatkan agar santri tidak jumawa dan mengembalikan semuanya karena barakah Sidogiri.
Semua hal yang bersandar dengan perkara mulia, maka akan jadi mulia. Begitu pun kita, berhubungan dengan Sidogiri maka insyaallah akan mulia.
_____
Penulis: M. Afifurrohman
Editor: N. Shalihin Damiri
[…] Baca berita lainnya di sini. […]