
Menanggapi kelompok yang terus-menerus meyakini bahwa Imam Asy’ari mengalami perpindahan fase tiga kali, Ust. Muntahal Hadi, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Miftahul Ulum (MMU) memberikan penjelasan saat mentoring Annajah Center Sidogiri (ACS). Mentoring perdana itu baru terlaksana tadi, malam Senin (14/07) di Gedung al-Ghazali.
Menurut beliau, Imam Asy’ari hanya mengalami dua fase: Muktazilah lalu Ahlusunnah wa al-Jamaah. Sedangkan ada pernyataan dari kalangan Wahabi bahwa Imam Asy’ari mengalami tiga fase. “Bukan tanpa dasar, mereka (kaum Wahabi) mengambil referensi dari kitab karya Imam Ibnu Katsir dan Imam adz-Dzahabi. Dua ulama tadi, merupakan tokoh besar yang juga kita ikuti. Namun, dalam sejarah ini, dua imam tersebut terpengaruh pendapat gurunya, yakni Ibnu Taimiyah.” Ungkapnya.
Tiga fase yang disematkan kepada Imam Asy’ari ialah Mu’tazilah, Kullabiyah, lalu Ahlusunnah wa al-Jamaah. Namun, hampir semua ulama sepakat bahwa Imam Abdullah bin Kullab merupakan ulama Ahlusunnah wa al-Jamaah, bahkan Imam adz-Dzahabi sendiri. “Kecuali Ibnu Taimiyah yang menyatakan bahwa Imam Ibnu Kullab bukan Ahlusunnah wa al-Jamaah.” Tambahnya.
Mengenai alasan mengapa Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa Imam Ibnu Kullab bukan Ahlussunah wa al-Jamaah, beliau menerangkan,”Ibnu Taimiyah mengeluarkan semua tokoh yang berbeda dari Imam Ibnu Hanbal dari golongan Ahlussunnah.” Pungkasnya.
__
Penulis: Muhammad ibnu Romli
Editor: Saeful Bahri bin Ripit