Berita

Pasca MTQ, Wadah Mempelajari Qiraah Sab’ah

Malam Rabu (13/08) seluruh kegiatan di bawah naungan Taklimiyah wa Tahfidz al-Quran (TTQ) berupa pengajian al-Quran atau Madrasah Taklimul Quran (MTQ) serta pengajian kitab ma’hadiyah resmi dimulai kembali. Yang paling menarik adalah pengajian al-Quran Qiraah Sab’ah yang menjadi materi pasca MTQ. Salah satu contoh adalah majelis Ustadz Abdul Mutholib di ruang 02 Mabna an-Nawawi. Berjumlah 10 mutaalim, pembacaan qiraah Imam Warsy yang dipimpin beliau diikuti dengan penuh semangat.

Pasca MTQ merupakan program lanjutan dari program pembelajaran al-Quran MTQ dan menjadi wadah bagi murid tingkat Aliyah untuk mengaji al-Quran. Dengan motto “Mengantarkan Mutaalim untuk menguasai ilmu Qiraah Sab’ah sesuai dengan kaidah yang benar dan tepat”, Pasca MTQ bisa menjadi perantara bagi murid Aliyah dalam mempelajari ilmu yang baru bagi mereka.

“Alasan kami ikut pasca MTQ selain karena daripada nganggur, atau hanya shalawatan saja, kami juga ingin memanfaatkan kesempatan bisa mempelajari ilmu yang baru menurut kami”, komentar salah satu santri yang berada di majelis ruang 02 Gedung An-Nawawi.

Saat ini, rata-rata Mutaalim Pasca MTQ masih mempelajari bacaan Imam Warsy yang menjadi target untuk pertengahan tahun. Dalam program Pasca MTQ untuk tahun ini diharapkan Mutaalim mengetahui Tiga macam Qiraah, yakni; Imam Nafi’, Imam Ibnu Katsir, dan Imam Abu Amr.

Dalam program Pasca MTQ ini menggunakan metode akselerasi dengan arti Mutaalim bisa lanjut ke tingkatan berikutnya sesuai kemampuan tanpa ada batas waktu. Hanya saja dari TTQ sangat menekankan bagi Mutaalim pemula mampu tiga macam Qiraah yang telah disebutkan tadi.

“Dengan mempelajari Qiraah Sab’ah, kita menjadi tidak mudah menyalahkan orang lain, karena semua bacaan kembalinya ke Rasulullah, dan walau begitu makharij al-huruf dan tajwid harus tetap dipakai, karena itu prioritas utama”, jelas Ustadz Tholib, salah satu Muallim Pasca MTQ.

al-Quran Mutawatir Sidogiri, pertama di Indonesia yang berbahasa Indonesia

“Hebatnya Sidogiri dibandingkan pondok pesantren lainnya di Jawa Timur, materi Qiraah Sab’ah masih belum jadi kurikulum, tapi sudah punya Al-Quran Qiraah Sab’ah sendiri, selain itu menjadi Al-Quran Qiraah Sab’ah berbahasa indonesia pertama kalinya”, tambahnya.

_______

Penulis : Musafal Habib

Editor   : Saeful Bahri bin Ripit

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *