Seminar akidah yang dimotori Annajah Center Sidogiri (ACS) kembali digelar pada Rabu (15/07). Acara kali ini bertemakan Sejarah Perkembangan Masuknya Syiah di Indonesia, serta dihadiri oleh seluruh anggota ACS. Tidak tanggung-tanggung dua narasumber diundang sekaligus, dalam hal ini Ust. Achyat Ahmad dan Ust. Fauzan Imron. Perpustakaan Sidogiri lantai dasar menjadi tempat berlangsungnya acara ini.
Ust. Fauzan Imron terlebih dahulu menerangkan Syiah secara global. Beliau mengatakan, “Syiah punya banyak golongan, ada yang mengatakan sampai 70 golongan,” jelas Staf Pengajar Madrasah Miftahul Ulum (MMU) Aliyah ini. Beliau juga menyampaikan bahwa golongan Syiah terbesar saat ini ialah golongan Rafidah atau lebih populer dengan Syiah Istna Asyariyah atau Imamiyah.
Adapun masuknya Syiah ke Indonesia di antaranya ialah ketika salah satu Raja Kerajaan Perlat (salah satu kerajaan paling tua di Indonesia) tersusupi pemikiran Syiah yang mengakibatkan kerajaan tersebut terpecah menjadi dua. Dilanjutkan Revolusi Iran yang menarik perhatian banyak pelajar dari Indonesia, kemudian setelah kembali ke Indonesia mereka menyebarkan pemikiran-pemikiran Syiah. Akhirnya, muncul kelompok seperti Ikatan Ahlul Bait Indonesia (Ijabi) dan Ahlul Bait Indonesia (ABI).
Pada sesi pertanyaan M. Hisyam dari ACS Semester II menanyakan kenapa tidak ada negara yang identik dengan Ahlusunah? Maka Ust. Achyat Ahmad menanggapi bahwa hal semacam ini bukan merupakan hal yang perlu dipermasalahkan. Bahkan, yang diperhatikan ialah Ahlusunah itu menjadi Sawadul A’dzam (golongan terbesar).
Dalam seminar ini, Ust. Achyat juga menjelaskan bahwa akidah memiliki peran yang amat besar bagi kemajuan peradaban Islam. Peradaban Islam akan lahir jika umat Islam menjalankan Syariat yang sah. “Bukan dengan kekuasaan peradaban dibangun, melainkan dengan membangun akidah yang shahihah,” ujar Direktur ACS ini. Beliau juga menukil apa yang disampaikan Syekh Said Ramadhan al-Buthi bahwa peradaban bukan lah sesuatu yang diusahakan melainkan hadiah dari Allah ketika umat Islam menjalankan Syariat Islam.
Penulis: Iwanulkhoir
Editor: Moh. Kanzul Hikam