Berita

Santri Membeludak, Butuh Kesabaran yang Ekstra Mondok di Sidogiri

Tidak ada yang harus dikeluhkan tentang hidup ini, terlebih soal kesabaran akan menunggu sesuatu yang nyatanya membosankan seperti kepadatan santri yang ada di sini.

Kepadatan penduduk yang dialami Indonesia ternyata berdampak pula pada populasi santri di Sidogiri, setiap tahun Sidogiri menerima santri baru dengan jumlah yang bombastis. Beberapa dekade yang lalu mungkin pesantren ini hanya memiliki santri sebanyak tiga ribuan, tidak sepadat yang kita kira saat ini. Dulu santri dengan leluasa berlalu-lalang tanpa harus berdesak-desakan. Pergantian zaman yang semakin berkembang, berkembang pulalah jumlah dan keadaan santri yang mungkin berbeda derastis sebagaimana dahulu.

Pemandangan antri dan berdesak-desakan sudah tidak perlu kita tunggu lama-lama. setiap malam tidak ada jalan yang tidak sepi dilewati santri apalagi pasca kegiatan ngaji kitab pukul 08.00 Wis malam. Jalanan yang ada hampir tidak tampak disebabkan oleh kepadatan santri yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Pemandangan ini terjadi setiap hari kita tidak usah menunggu adanya perkumpulan di lapangan untuk melihat suasana seperti itu.

Baca juga: Seminar Ilmiah UKPI Jurusan Tarbiyah

Madrasah Miftahul Ulum yang telah berdiri kokoh bejumlah tiga gedung dan satu lagi kamar mandi berlantai lima sedang tahap pembangunan, semua itu disediakan untuk memenuhi fasilitas santri Sidogiri yang tidak mungkin hanya mengandalkan fasilitas yang lama, tapi dengan pembangunan-pembangunan fasilitas baru yang akan dipakai oleh santri.

Lima tahun yang lalu mabna al-Ghazali, ar-Rafi’i, dan an-Nawawi berada dibelakang kantor Sekretariat, sekarang telah berubah menjadi pemukiman super padat. Perpustakaan pun juga mengalami nasib yang sama, sebelumnya perpustakaan dan istansi-instansi lainnya terletak di sentral area pondok pesanten. Kini perpustakaan telah dipindahkan ke samping balai tamu dengan memanfaatkan bekas kantor kopontren sebagai gedung perpustakaaan yang baru.

Begitu juga dengan kantor Kuliah Syariah, BPP, TTQ, Sidogiri Media, Batartama, MQS, BPSTI, dan LPBAA harus dipindah ke kantor sekretariat lantai III lantaran dijadikan pemukiman santri.

Baca juga: BMW ke-59 Pondok Pesantren Sidogiri

Kalau boleh Saya katakan bahwa Sidogiri tak ubahnya kota Jakarta. Kota dengan populasi terpadat ketiga di dunia dengan dihuni oleh lebih dari sepuluh juta penduduk, baik itu penduduk asli Jakarta atau pun para perantau yang mangadu nasib di kota metropolitan tersebut. Sidogiri pun begitu, santrinya berasal dari berbagai pelosok negeri hingga negeri jiran. Ada yang bersuku Jawa, Madura, Sunda, Dayak dll. Kalau sudah musim hujan hal yang jadi momok menakutkan adalah banjir. Tidak tanggung-tanggung banjir bisa terjadi kapan saja bila curah hujan melampaui batas normal, ditambah permukaan tanah yang rendah serta zona resapan air hujan yang minim semakin menambah kemiripan Sidogiri dengan kota Jakarta yang selalu berlangganan banjir.

Jadi sudah selayaknya menjadi santri Sidogiri untuk selalu bersabar sebab kondisi yang ada di sini tidak seperti apa yang kita harapkan, sebab hal ini adalah bagian dari mondok itu sendiri.

Baca juga: Putusin atau Halalin

_____

Penulis: Dimas al-Suraim

Editor: Saeful Bahri bin Ripit

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *