Malam Jumat kemarin (25/10), Mushaf al-Miftah telah resmi diluncurkan oleh Koordinator Al-Miftah lil-Ulum, Ust. Qusyairi Ismail di Gedung Sidogiri Excellent Center (SEC). Acara juga dimaksudkan untuk mengupas tuntas isi dan kelebihan dari mushaf ini.
Baca juga: Evaluasi; Sidogiri.Net Perlukah Perubahan?
Hadir sejumlah Pimpinan Tarbiyah Idadiyah Pondok Pesantren Sidogiri dan Tim Idadiyah. Sementara itu, bagi santri yang ingin mengikuti lounching ini disyaratkan membawa Mushaf al-Miftah, karena akan dijelaskan bagaimana cara menggunakan mushaf tersebut dengan baik.
Sambutan yang pertama datang dari Ust. Qusyairi Ismail. Dalam sambutan tersebut beliau menyampaikan keinginannya, dengan adanya Mushaf al-Miftah ini sekiranya yang banyak terasa sedikit, karena dipeta-petakan. Beliau juga menceritakan bagaimana awal mula punya inisiatif menyusun metode Mushaf al-Miftah ini.
Baca juga: Bahas Film The Santri, Ust. Nahdlor Tsana’i: Santri Tidak Seperti Itu!
Rencananya, Ust. Qusyairi, akan membangun Pondok Tahfidz dengan sistem perkamar berisi pemahaman satu surat, misal kamar al-Baqarah. Namun, beliau berfikir kembali hal tersebut dirasa sangat berat, baik dari segi biaya maupun tanah yang akan dibangun. Nah, dari sanalah akhirnya beliau berfikir untuk mengkrucutkan mimpinya dengan membuat mushaf hafalan saja, maka lahirlah Mushaf al-Miftah ini.
Kemudian, Ust. Jakfar Sodik menjelaskan tentang trik menghafal. Beliau menjelaskan kemudahan dalam Mushaf al-Miftah yang dapat menentukan 5 hal, diantaranya:
- Mudah menentukan posisi
- Mudah menentukan halaman awal juz
- Mudah menentukan halaman akhir juz
- Mampu menebak juz
- Menentukan ayat, robith ataupun halaman dengan warna
“Kita akan semakin mudah menetukan posisi ayat yang kita hafal ada dimana, untuk itu kita harus tahu bahwa halaman dengan angka ganjil pasti berada di kanan, sedangkan yang genap ada disebelah kiri, bisa dipaham?”, kata Ust. Jakfar mendemonstrasikan kemudahan al-Quran al-Miftah ini.
Selanjutnya Ust. Abul Khoir mengupas isi dan sejarah terbentuknya Mushaf al-Miftah ini . Beliau yang memberi warna dan juga menyusun sedemikian rupa tata letak warna pada Mushaf al-Miftah. Hal yang perlu diketahui tentang Mushaf al-Miftah ini adalah bahwa proses kerja ini menghabiskan waktu lebih dari 1 tahun dan metodenya meniru metode menghafal dari Maroko.
“Menghafal tidak butuh otak, seekor burung saja menirukan kata-kata manusia tidak menggunakan otaknya”, kata Ust. Abul yang disampaikan ketika mulai menjelaskan bagaimana mudahnya menghafal.
Beliau menegaskan bahwa menghafal harus mengedepankan otak kanan, walaupun otak kiri yang paling banyak berfungsi untuk menghafal. “Harus menyediakan waktu 3 jam sehari untuk murajaah atau pengulangan. Dan carilah waktu yang tenang untuk menghafal yakni waktu pagi”, jelasnya memberikan tips menghafal.
Beliau juga menyimpulkan bahwa Mushaf al-Miftah memiliki keunggulan karena sistemnya dipetakan atau main map (peta otak). Otak diarahkan untuk mengenal al-Quran bukan sebagai beban karena banyak, tapi lebih menganggapnya mudah karena ringan dalam pikiran, sebab telah dipetakan tadi. Selain itu, ada penghubung antar ayat sehingga bagi yang membaca ayat 1 maka dalam pikirannya langsung terbayang ayat ke-2 disebabkan adanya robith atau penghubung tadi. Dan terakhir, Mushaf al-Miftah dilengkapi dengan Tamyizul Mutasyabihat untuk memudahkan membedakan lafal yang sama.
Penulis : Musafal Habib
Editor : Saeful Bahri bin Ripit
[…] Baca juga: Launching Mushaf al-Miftah […]