KH. D. Zawawi Imron kembali mengisi ngaji sastra di Sidogiri, pada malam Kamis (01/01). Acara yang bertajuk, “Bincang Sastra Pessantren dari Teori hingga Praktik” ini diadakan langsung oleh Ikatan Santri Sidogiri (ISS) yang bertempat di Gedung Sidogiri Corp lantai III.
Penyair kelahiran Sumenep, Madura ini menyampaikan ada sebuah “setruman” kuat yang menginspirasi puisinya. Sosok yang terlibat dalam Temu Penyair 10 Kota di Taman Ismail Marzuki pada tahun 1982 silam ini, mengungkapkan bahwa ibulah yang menjadi suber inspirasi dari semua puisi yang begitu menakjubkan itu.
“Saat pemberian penghargaan di luar negeri, ada yang bertanya kepada saya, ‘bagaimana cara menciptakan puisi yang begitu indah?’ Saya jawab: tiap kali saya menulis puisi, tidak pernah membayangkan bahwa yang menciptakan puisi itu adalah Zawawi, melainkan yang saya bayangakan: sosok yang sedang mengarang itu ialah putra ibu. Zawawi boleh menulis puisi jelek, tetapi putra ibu saya, yang telah bersusah payah membesarkan saya, mengandung saya selama sembilan bulan, tidak boleh membuat puisi jelek,” cerita
Puisi beliau yang berjudul Ibu pun telah diterjemahkan ke berbagai bahasa internasional. “Puisi Ibu pula yang mengantarkanku berkeliling dunia,” tambah beliau.
________
Penulis: Muhammad
Editor: Saeful Bahri bin Ripit
[…] pesantren, menurut KH. D Zawawi Imron, sudah ada sejak pertama kali Islam masuk ke Indonesia, sekitar abad ke-12 M. Namun menurut Roni […]