BeritaUnggulan

Penutupan ACS dalam Bingkai Seminar Ilmiah


Sabtu (19/07) Annajah Center Sidogiri menggelar acara seminar ilmiah bertema ‘Kupas Tuntas Qadha Qadar’. Acara tersebut sekaligus sebagai penutup kajian Annajah Center Sidogiri periode 1440-1441 H. KH. Qoimuddin, dewan pakar Annajah Center Sidogiri dihadirkan sebagai narasumber.

Sebagai pemantik semangat kepada para anggota ACS yang lain, pada acara tersebut pengurus juga memilih anggota ACS terbaik dari berbagai semester. Sebanyak 4 orang terpilih dari kajian kontra Wahabi, Liberal dan Penelitian & Pengembangan.

Sebelum seminar dimulai, Ust. Achyat Ahmad, direktur Annajah Center sidogiri, memberikan sambutan mewakili pengurus lainnya. Dalam sambutannya beliau menjelaskan bahwa penutupan ACS ini hanya secara formal. Secara non-formal anggota ACS tetap harus belajar dan memperdalam ilmu akidah setelah ACS menutup kegiatannya.

“Penutupan ACS ini hanya bersifat formal, sedangkan secara non-formal anggota ACS harus tetap belajar,” ungkap beliau.

Seminar bertema “Kupas Tuntas Qadha’ Qadar” ini dimulai pukul 09 : 30 WIS. Dalam menyampaikan tema yang sejatinya tidak akan bisa diselesaikan secara tuntas tersebut, perlu ditegaskan kembali bahwa mempercayai Qadha dan qadar merupakan tanda keimanan seseorang, karena termasuk dalam salah satu rukun iman. Akan tetapi, jika hanya percaya pada qadha tanpa memercayai qadar maka sama saja dengan orang-orang Qadariyah. Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh KH. Qoimuddin.

Berdasarkan isi materi yang disusun langsung oleh narasumber, bahwa manusia tidak akan berkehendak kecuali dikehendaki oleh Allah SWT. berdasarkan firman-Nya dalam QS. at-Takwir [81]: 29)

وَمَا تَشٓاءُوْنَ إِلَّٓا أَنْ يَشٓاءَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِيْنَ

“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki oleh Allah, tuhan semesta alam”

Selain itu, KH. Qoimuddin juga menyampaikan bahwa takdir tidak menuntut seseorang untuk mengerjakan sesuatu, dalam artian manusia memiliki ikhtiyar untuk mengerjakan sesuatu, tidak semuanya dituntut oleh takdir. Hanya saja setiap sesuatu yang dikerjakan oleh manusia itu pasti sesuai dengan takdir Allah.

“Takdir Allah itu tidak menuntut kita untuk mengerjakan sesuatu, tapi setiap apa yang kita kerjakan pasti sesuai dengan takdir Allah” jelas salah satu staf pengajar Aliyah ini dalam seminarnya.

Kanzul Hikam|sidogiri.net

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *