Bahtsul Masail

Sejak Kecil Tidak Pernah Shalat

a. Deskripsi Masalah

Pak Amin adalah mantan brandal dan telah lama bergelimang dengan kemaksiatan. Sejak kecil dia tidak pernah melakukan salat. Namun menginjak usianya yang sudah berkepala empat, dia mendapat hidayah dan bertobat.

b. Pertanyaan

Bagaimana cara Pak Amin mengqadhai salatnya sejak kecil, sedangkan dia tidak tahu pasti berapa jumlah salat yang dia tinggalkan?

c. Jawaban

Caranya cukup mengqadhai salat yang yakin ia tinggalkan dengan berdasarkan dugaan kuat melalui penelitian yang cukup hati-hati. Demikian menurut al-Imam al-Qaffal dan al-Imam an-Nawawi. Jika memang tidak pernah salat sama sekali sejak kecil, maka semua salatnya dikalkulasi sejak dia baligh sampai bertobat, kemudian mengqadhainya.

d. Rujukan

وَشَرْطُ صِحَّتِهَا فِيْمَا يَتَعَلَّقُ بِالمْاَضِيْ، أَن يَّرُدَّ فِكْرَهُ إِلىَ أَوَّلِ يَوْمٍ بَلَغَ فِيْهِ بِالسِّنِّ، اَو الاِحْتِلاَمِ، وَيُفَتِّشَ عَمَّا مَضَى مِنْ عُمْرِهِ سَنَةً سَنَةً، وَشَهْرًا شَهْرًا، وَيَوْمًا يَوْمًا، وَنَفَسًا نَفَسًا، وَيَنْظُرَ إِلى الطَّاعاتِ، مَا الَّذِيْ قَصَّرَ فِيْهِ مِنْهَا، وَإِلَى الْمَعاصِيْ، مَا الَّذِيْ قَارَفَهُ مِنْهَا، فَإِنْ كَانَ قَدْ تَرَكَ صَلاةً، أَوْ صَلاَّهَا فِيْ ثَوْبٍ نَجِسٍ، أَوْ صَلاَّها بِنِيَّةٍ غَيْرِ صَحِيْحَةٍ، لِجَهْلِهِ بِشَرْطِ النِّيَّةِ، فَيِقْضِيْهَا عَنْ آخِرِهَا، فَإِنْ شَكَّ فِي عَدَدِ مَا فَاتَهُ مِنْهَا، حَسِبَ مِنْ مُدَّةِ بُلُوْغِهِ وَتَرَكَ القَدْرَ الَّذِيْ يَسْتَيْقِنُ أَنَّهُ أَدَّاهُ وَيَقْضِيْ البَاقِيَ، وَلَهُ أَنْ يَأْخُذَ فِيْهِ بِغالِبِ الظَّنِّ وَيَصِلَ إِلَيْهِ عَلَى سَبِيْلِ التَّحَرِّيْ وَالاِجْتِهَادِ اهـ (إحياء علوم الدين, 4/37).

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *