BeritaFeature

Rajab Pertama Santri Sidogiri

Bulan Rajab merupakan bulan ampunan Sang Ilahi. Ada yang mengatakan bulan ini merupakan kunci sukses umat Islam di bulan Ramadan. Rajab menanam, Syaban tanaman tumbuh, Ramadan memanen. Para Santri Sidogiri pun tak ketinggalan dalam mempersiapkan diri menuju bulan itu. Mereka tengah melaksanakan puasa dan hal positif lain. Bagaimana suasana dan kemeriahan puasa pertama mereka? Simak selengkapnya!

Laporan: Iwanulkhoir

Suasana buka: Buka bersama Santri Pondok Pesantren Sidogiri setelah melakukan puasa

Suasana satu hari sebelum masuknya bulan Rajab tampak meriah di petala langit Sidogiri, Selasa (29/06). Tak seperti biasanya, terlihat para santri sedang seru berbincang mengenai ibadah di esok harinya. Setiap sudut pesantren tengah memasuki euforia bulan Allah ini, keutamaan bulan Rajab ini banyak disampaikan oleh para guru di kelas-kelas, kepala kamar di kamar hingga menjadi perbincangan antar teman di sudut-sudut pesantren.

Hampir setiap sendi di pesantren menyemangati para santri untuk menambah hal-hal positif di bulan Rajab ini. Mulai dari anjuran berpuasa pada tanggal 1 dan 10 bagi yang mereka yang hanya mampu berpuasa dua hari atau puasa pada tanggal 10 saja bagi mereka yang hanya mampu berpuasa satu hari dan ijazah amal-amalan Rajab.

Di malam harinya, sebagian teman santri secara mandiri membaca istihgfar dengan beragam bacaan lainnya. Hal ini dikarenakan Rajab juga dikenal dengan bulan ampunan. Doa Allahumma Barik Lana fi Rajaba wa Sya’bana wa Ballighna Ramadhana membuat suasana kian klop dan meriah. Bulan ini juga sebagai ajang latihan dan tirakat santri menuju Ramadhan pada saat pulang nanti.

Suasana buka bersama di kamar-kamar
Buka bersama di kamar-kamar

Pada malam harinya Rabu (30/06), sekitar pukul 03.30 Wis pengurus membangunkan santri untuk melakukan sahur. Koperasi Unit 02, 04, 12 dan cafe mini dibuka untuk melayani teman-teman yang hendak melaksanakan sahur.

Namun, pagi harinya mereka geger dengan kabar tidak terlihatnya hilal. Sehingga bulan Rajab harus diundur 1 hari. Meski begitu kebanyakan santri tetap memilih meneruskan puasa. Tak tampak mereka mengeluh atau menyesal pada ucapan atau pun dalam raut wajah mereka.

Di esok harinya mereka masih semangat untuk melaksanakan puasa (Kamis, 01/07). Seperti biasanya, pengurus dengan sabar membangunkan teman santri untuk sahur.

Bagi mereka yang belum terbiasa berpuasa tentu puasa kali ini sangat melelahkan. Ditambah kegiatan di pesantren yang begitu padat. Namun, karena ingin mendapat pahala mereka tetap bertahan.

Pukul 06.15 Wis para santri berbuka puasa yang diteruskan shalat berjamaah. Usai shalat mereka langsung berbaris rapi di masjid dan di kamar-kamar untuk melakukan kegiatan salawat.

Semua ini para santri lakukan semata mengharap rida Sang Maha Mengetahui. Lelah dan sebagainya akan sirna tatkala dibarengi rida Sang Ilahi. Tak lupa doa Allahumma Barik Lana fi Rajaba wa Sya’bana wa Ballighna Ramadhana dikumandangkan para santri.

Penulis: Iwanulkhoir

Editor: Moh. Kanzul Hikam

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *