Hingga saat ini, tercatat 740 lembaga yang telah menggunakan Metode Qurani Sidogiri (MQS) dengan 4.710 guru dan 43.006 murid yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk tetap membina serta mengawal keberlangsungan metode di wilayah-wilayah nonkoordinator, pengurus mengadakan pembinaan untuk guru MQS pada Ahad (16/07). Pembinaan dilakukan secara virtual yang ditempatkan di gedung IASS, Pohjentrek, Pasuruan.
M. Nurul Huda, TU II MQS menyampaikan bahwa program ini merupakan program baru, yang dimulai sejak tahun ini. “Di tahun ini kami memiliki program pelatihan virtual, yang diisi dengan pelatihan dan pembinaan untuk cabang yang wilayahnya bersifat nonkoordinator seperti Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Papua,” jelas pria asal Pasuruan ini.
Adapun sistemnya sebagaimana pelatihan daring pada umumnya. Pengguna MQS atau guru pengajar al-Qur’an berkumpul dalam satu ruangan yang difasilitasi proyektor dan sound system untuk menyimak keterangan muallim. Pengurus MQS juga memberikan opsi bagi mereka untuk berada di rumah masing-masing dengan ketentuan kualitas sinyal harus stabil.
Demi kelancaran acara, pengurus bekerjasama dengan tim Multimedia PPS sebagai penyedia beberapa properti yang dibutuhkan, seperti kamera, speaker, audio, dan TV LED (Light-Emitting Diode). Nurul Huda juga menambahkan, dalam kegiatan pelatihan zoom, sinyal sering menjadi kendala yang menghambat jalannya acara. “Kami sangat memperhatikan sinyal, karena selain pelatihan dan pembinaan pasti akan ada penyampaian penting dari Kepala MQS terkait program dan metode,” tambahnya.
Merujuk pada Standar Operasional Proses (SOP), pelatihan virtual merupakan kegiatan bulanan untuk cabang yang sudah dianggap normal dan pekanan untuk lembaga pengguna yang masih membutuhkan bimbingan lebih.
“Dengan adanya program MQS Zoom ini kami harap pengguna MQS di wilayah yang jauh bisa berjalan sesuai manhaj atau metode yang semestinya, sehingga dakwah melalui al-Qur’an sesuai dengan apa yang dicita-citakan Masyayikh Sidogiri,” pungkasnya di akhir perbincangan.
Penulis: Muhammad Faqih
Editor: Muhammad Ilyas