Deskripsi:
Sujud Sahwi merupakan sujud tambahan, sebanyak dua kali untuk mengganti kesalahan yang tidak membatalkan saat shalat karena lupa atau sengaja. Setidaknya, itulah yang dipahami oleh Zidan.
Hal inilah, yang menyebabkan ia enggan untuk melakukan sujud Sahwi saat menjadi makmum dalam shalat berjamaah. Santri yang baru menginjak tingkatan Ibtidaiyah itu beranggapan bahwa apabila imam yang melakukan kesalahan, maka sujud sahwi hanya sunnah dilakukan oleh imam, bukan makmum.
Pertanyaan:
a. Bagaimana hukum sujud Sahwi bagi makmum dalam shalat jamaah?
Jawaban:
Hukum sujud Sahwi adalah sunnah, ketika seseorang meninggalkan sunnah ab’adh, kekurangan atau kelebihan jumlah rakaat yang tidak disengaja, atau karena ragu-ragu jumlah rakaat dalam shalat yang dikerjakan. Waktu pelaksanaan sujud sahwi adalah setelah tahiyyat akhir sebelum salam dengan dua kali sujud. Sujud Sahwi dilakukan, baik pelakunya adalah imam dalam shalat jamaah, makmum atas kesalahannya sendiri, atau orang yang shalat sendirian (munfarid).
Namun, apabila imam melakukan ketidaksempurnaan yang bisa disunahkan sujud Sahwi dan ia melakukannya, bagi makmum wajib mengikuti imam. Jika tidak ikut melakukan sujud Sahwi, maka shalat makmum tersebut dihukumi batal, jika dilakukan dengan sengaja, karena telah menyelisihi imam (mukhalafah).
Referensi:
المجموع الجزء ٤ صح : ١٠٦ مكتبة مطبعة النيرية
ﻭﻟﻮ ﺳﻬﺎ اﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻗﺒﻞ اﻻﻗﺘﺪاء ﻟﻢ ﻳﺘﺤﻤﻞ ﻋﻨﻪ اﻹﻣﺎﻡ ﺑﻞ ﺇﺫا ﺳﻠﻢ اﻹﻣﺎﻡ ﺳﺠﺪ ﻫﻮ ﻟﺴﻬﻮﻩ ﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺗﻤﺖ ﺻﻼﺗﻪ ﻭﺇﻻ ﺳﺠﺪ ﻋﻨﺪ ﺗﻤﺎﻣﻬﺎ ﻭﺇﻥ ﺳﻬﺎ ﺑﻌﺪ اﻻﻗﺘﺪاء ﺣﻤﻞ ﻋﻨﻪ اﻹﻣﺎﻡ ﻭﺇﻥ ﺳﻬﺎ اﻹﻣﺎﻡ ﻗﺒﻞ اﻻﻗﺘﺪاء ﺃﻭ ﺑﻌﺪﻩ ﻟﺤﻖ اﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﺳﻬﻮﻩ ﻭﻳﺴﺠﺪ ﻣﻌﻪ ﻭﻳﻌﻴﺪﻩ ﻓﻲ ﺁﺧﺮ ﺻﻼﺗﻪ ﻋﻠﻰ اﻷﻇﻬﺮ ﻛﺎﻟﻤﺴﺒﻮﻕ ﻭاﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ
حاشيتا قليوبي وعميرة الجزء ١ صح : ۲۳۳ مكتبة دار إحياء الكتب العربي
( فَإِنْ سَجَدَ ) أَيْ إِمَامُهُ ( لَزِمَهُ مُتَابَعَتُهُ ) فَإِنْ تَرْكَهَا عَمْدًا بَطَلَتْ صَلَاتُهُ اهـ