Bahtsul Masail

Memakai Pewarna Hena bagi Pria

Deskripsi:
Berhias merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh siapa saja, tanpa memandang ras, agama, dan gender. Termasuk Fajar, lulusan sekolah menengah yang sudah mengerti tren fashion. Sebelum masuk mengetahui hukumnya, ia kerap mewarnai kukunya dengan memakai kuteks hitam.

Setelah mengetahui bahwa kuteks yang biasa ia pakai dapat mencegah keabsahan wudhu, Fajar menggantinya dengan hena, mengingat bahwa hena tidak mencegah air untuk mengalir di kukunya saat Ia berwudhu.

Pertanyaan:

  1. Bolehkah bagi laki-laki mewarnai kukunya dengan hena?

Jawaban:
Mewarnai kuku bagi laki-laki hukumnya tidak diperbolehkan secara mutlak, baik memakai hena atau pewarna kuku lainnya, karena mewarnai kuku adalah hiasan yang diperuntukkan khusus bagi kaum perempuan. Bukan terkait dengan keabsahan wudhu, melainkan karena tasyabbuh bin nisa’.

Adapun bagi perempuan, sunah hukumnya mewarnai kuku dengan hena, apabila sudah menikah dan makruh bagi perempuan yang masih lajang.

Referensi:
إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين الجزء الثاني صـ: ٥٦٧ طبعة دار الكتب العلمية

وَعِبَارَةُ الْكُرْدِي: قَوْلُهُ: وَيَحْرُمُ الحِنَّاءُ لِلرَّجُلِ خَرَجَ بِهِ الْمَرْأَةُ، فَفِيهَا تَفْصِيلُ، فَإِنْ كَانَ لِإِحْرَامِ اسْتُحِبُّ لَهَا سواء كانتْ مُزَوَّجَةٌ. أَوْ غَيْرَ مُزَوَّجَةٍ، شَابَّةٌ أَوْ عَجُورًا وَإِذَا اخْتَضَبَتْ عَمَتِ الْيَدَيْنِ بِالْحِضَابِ، وَأَمَّا الْمُحِدَّةُ فَيَحْرُمُ عَلَيْهَا، وَالخُنْثَى كَالرَّجُلِ. وَيُسَنُّ لِغَيْرِ الْمُحْرِمَةِ إِنْ كَانَتْ حَلِيلَةً وَإِلَّا كُرِهَ وَلَا يُسَنُّ لَهَا نَقْشُ وَتَسْوِيدُ وَ تَطْرِيفُ وَتَحْمِيرُ وَجُنَّةٌ، بَلْ يَحْرُمُ وَاحِدٌ مِنْ هَذِهِ عَلَى خَلِيَّةٍ وَمَنْ لَمْ يَأْذَنْ لَهَا حَلِيلُهَا

الفتاوى الفقهية الكبرى الجزء الرابع ص: ٢٤٠ طبعة دار الكتب العلمية

وَسُئِلَ رَحِمَهُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَا حُكْمُ حِنَّاءِ يَدَيِ الرَّجُلِ وَرِجْلَيْهِ (فَأَجَابَ) نَفَعْنَا اللَّه سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى بِعُلُومِهِ بِقَوْلِهِ حُكْمُ حِنَّاءِ يَدَيِ الرَّجُلِ وَرِجْلَيْهِ أَنَّهُ لِغَيْرِ ضَرُورَةِ حَرَامٌ عَلَى الْمُعْتَمَدِ عِنْدَ النَّوَوِي وَغَيْرِهِ لِأَنَّهُ مِنْ زِينَةِ النِّسَاءِ وَقَدْ لَعَنَ رَسُوْلُ الله فِي الحَدِيثِ الصَّحِيحِ الْمُتَشَبِّهِينَ بِالنِّسَاءِ وَبِهَذَا يَرُدُّ عَلَى مَنِ اخْتَارَ أَنَّهُ لا يحرم مطلقا، واللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ.

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *