BeritaUnggulan

Tauiyah Kuliah Syariah: Kiai Fakhri Al-Haqq Tekankan Pentingnya Niat dalam Menuntut Ilmu

Bertempat di Masjid Jamik Sidogiri, Bagian Kuliah Syariah kembali menyelenggarakan kegiatan Tauiyah pada Jumat malam, (12/09). Kegiatan ini dihadiri oleh segenap staf pengajar Madrasah Miftahul Ulum, jajaran pimpinan Kuliah Syariah, serta Wakil Mudir II Ma’had Aly, Ust. Alil Wafa, M.Pd. Peserta kegiatan terdiri atas para santri tingkat Aliyah, yang hadir untuk menyimak nasihat ilmiah dan motivasi keilmuan dari narasumber utama, Kiai Fakhri Al-Haqq Suyuthi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bustan Banyugiri, Sumenep.

Dengan mengangkat tema “Kekuatan Ilmu di Era Digital: Santri Siap Menjawab Tantangan Zaman”, kegiatan ini dimaksudkan sebagai sarana penyegaran semangat belajar para santri setelah liburan Maulid, serta sebagai penguat kembali orientasi pencarian ilmu di tengah tantangan zaman yang terus berkembang.

Dalam sambutan pembuka, Ust. Abdul Qadir Husni selaku Kepala Bagian Kuliah Syariah menyampaikan bahwa kegiatan Tauiyah ini merupakan upaya untuk menghidupkan kembali semangat para santri dalam menuntut ilmu, khususnya setelah masa liburan. Beliau menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara penguasaan ilmu dan pembinaan akhlak, sebagai dua hal pokok dalam sistem pendidikan Sidogiri.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ust. Alil Wafa, M.Pd., yang menjelaskan arah visi dan misi Ma’had Aly Sidogiri. Menurut beliau, Ma’had Aly memiliki fokus untuk mencetak generasi fakih yang tidak hanya menguasai ilmu secara teoritis, tetapi juga mampu mengamalkannya secara nyata. Karena itu, Ma’had Aly menyediakan jurusan tunggal Fikih dan Ushul Fikih. Para lulusan yang telah menyusun risalah ilmiah berupa syarah terhadap matan fikih berbahasa Arab akan memperoleh gelar akademik S.F.U. (Sarjana Fiqh wa Ushuluhu).

Baca juga: Kunjungi Sidogiri, Syekh Abdul Hadi al-Kharsah Tekankan Ikhlas saat Menuntut Ilmu

Kendati demikian, beliau menegaskan bahwa gelar hanyalah sarana, bukan tujuan utama. “Gelar ini merupakan fasilitas, bukan orientasi, agar pendidikan Sidogiri tetap terjaga pada jalurnya,” tutur beliau.

Dalam sesi penyampaian materi, Kiai Fakhri Al-Haqq menekankan kembali urgensi menjaga niat dalam menuntut ilmu, khususnya bagi para santri. Beliau menyampaikan bahwa kesalahan dalam niat dapat menjadi awal dari penyimpangan dalam proses menuntut ilmu itu sendiri. Menuntut ilmu dengan niat duniawi—untuk sekadar meraih popularitas, status sosial, atau penghormatan, merupakan bentuk kemaksiatan yang tidak tampak, namun berdampak besar terhadap keberkahan ilmu.

Sebagai penguat, beliau mengutip hadis Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi:

“Barang siapa yang mempelajari ilmu untuk membanggakan diri di hadapan para ulama, untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, atau untuk menarik perhatian manusia kepadanya, maka ia telah menyiapkan tempatnya di neraka.” (HR. al-Baihaqi)

Lebih lanjut, beliau mengangkat fenomena maraknya penyalahgunaan media sosial sebagai sarana dakwah oleh pihak-pihak yang tidak memiliki kompetensi keilmuan. Hal ini, menurut beliau, berdampak pada tersebarnya informasi keagamaan yang menyesatkan, fatwa-fatwa yang tidak berdasarkan manhaj ilmiah, serta kemunculan tokoh-tokoh yang mengklaim sebagai “wali” tanpa dasar ilmu dan sanad yang jelas.

Baca juga: Habib Abdullah bin Syihab: Zikir adalah Penjaga Akal dan Kunci Ilmu

Untuk merespons fenomena tersebut, Kiai Fakhri mengimbau para santri agar tidak tinggal diam. Beliau mendorong agar para santri turut serta mengisi ruang digital dengan konten-konten positif berbasis keilmuan pesantren. “Tampilkanlah bacaan kitab kalian. Dengan itu, kalian dapat menjadi penyeimbang atas konten-konten sesat dan maksiat yang kini memenuhi media sosial,” ujar beliau.

Sesi ditutup dengan diskusi interaktif, di mana beberapa peserta mengajukan pertanyaan seputar keikhlasan dalam menuntut ilmu serta tantangan menjaga niat di tengah pujian dan eksistensi publik. Kiai Fakhri memberikan nasihat yang mendalam agar setiap penuntut ilmu senantiasa bermuhasabah dan menjaga hubungan batin dengan Allah agar terhindar dari riya dan sum’ah.

Menjelang akhir acara, Ust. Abdul Qadir Husni menyerahkan cendera mata kepada narasumber sebagai bentuk penghargaan dan terima kasih. Kegiatan kemudian ditutup dengan pembacaan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Kiai Fakhri.

Penyerahan cindera mata oleh Kabag Kuliah Syariah kepada Narasumber

Melalui kegiatan Tauiyah ini, para santri diharapkan semakin teguh dalam menjaga niat, memperdalam ilmu, serta siap berkontribusi menjawab tantangan zaman dengan tetap berpegang pada nilai-nilai keikhlasan, adab, dan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah.

Penulis: Imam Rohimi
Editor: Fahmi Aqwa

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *