Berita

Ust. Muhibbul Aman Aly; “Bila Rasa Senang Tidak Ada, Jangan Harap Halakah Berjalan Baik”

Instansi Taklim wa Tahfidzul Quran (TTQ) kembali melaksanakan bimbingan musyawarah dan halakah bagi anggota Kaffah (Kaderisasi Fuqohah) dari tingkat Ibtidaiyah, Kafah I, II, dan III Tsanawiyah Rabu (23/10) kemarin. Acara yang bertempat di Gedung ar-Rofi’i tersebut mendatangkan Ust. Muhibbul Aman Aly sebagai pemateri.

Dalam penyampainnya, alumnus Pondok Pesantren Lirboyo itu menegaskan dua poin penting dalam mencari ilmu yang imbasnya bisa dirasakan ketika proses nalar fikih melalui musyawarah. Dua poin tersebut meliputi rasa himmah (semangat) sebagai kunci dan rasa cinta sebagai implementasi pada ilmu.

“Bila sudah tidak ada rasa senang, maka jangan harap halakah (musyawarah. red) akan berjalan dengan baik,” tegasnya kepada puluhan santri yang hadir.

Gus Muhib melanjutkan, bila kedua komponen tersebut sudah didapatkan, maka jalan selanjutnya adalah dengan dukungan sumber daya manusia serta kelengkapan referensi yang memadai.

“Sumber daya yang lengkap tapi anaknya (santri. red) didorong tidak maju, maka tidak ada gunanya,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu pula, staf pengajar MMU Aliyah itu juga memberikan kiat dan rumusan agar musyawarah berjalan dengan baik. Di antaranya adalah pimpinan musyawarah yang dituntut untuk mengetahui alur jalan musyawarah serta dapat memahami berbagai pendapat dari peserta musyawarah melebihi peserta musyawarah sendiri.

Selanjutnya adalah peserta musyawirin yang harus memahami pendapatnya sendiri bukan pendapat orang lain. Musyawirin di sini harus menguasai materi yang akan dijadikan bahan musyawarah. Dan terakhir kelengkapan referensi sebagai penunjuang jalannya musyawarah. Beliau melanjutkan, inti dari tiga unsur di atas adalah semangat.

_______
Penulis : Isomuddin Rusydi 

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *