Sandal bertuliskan lafad Mua’adzam adalah penistaan agama dan pelakunya harus diganjar hukuman setimpal. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Habib Taufik bin Abdul Qodir Assegaf, dalam acara Sidogiri Bershalawat bersama Habib Syech, Kamis malam (04/11).
“Di negeri yang umat islamnya terbesar ini, ada pabrik di Gresik yang membuat sandal dengan menggunakan motif asma Allah. WaAllahi, ini adalah penghinaan yang luar biasa. Karena itu, kita tuntut untuk diproses secara hukum,” ungkapnya.
Lebih lanjut beliau menuturkan, bahwa Kamis siang beliau bersama KH. Nawawi bin Abd. Djalil Sidogiri, Kiai Muzakki, Kiai Zubadar Besuk, ketua PBCNU (Pasuruan. red) dan beberapa orang berangkat ke PWNU Jatim, untuk mengklarifikasi dan menetralisir isu-isu bahwa NU memaafkan penistaan tersebut.
“Sama sekali NU tidak memaafkan. NU hanya membantu orang ini untuk meminta maaf, tapi tidak memaafkan kesalahannya. Selain itu, NU juga tetap mengawal masalah ini dan memperhatikan proses hukum terhadap pabrik yang telah berani menghina asma Allah itu,” paparnya.
Menurut beliau, penulisan asma Allah itu merupakan kesengajaan pihak pabrik. Bahkan, tidak hanya asma Allah yang dibuat motif sandal tersebut. Surat al-Ikhlas pun dijadikan motif pada sandal tersebut.
Bukankah, lanjutnya, dalam hadis disebutkan bahwa Rasullulah pernah bersabda, pahala bagi orang yang membaca surat al-Ikhlas sama dengan orang yang membaca sepertiga al-Quran.
“Malah dibuat motif sandal. Sangat kurang ajar orang ini. Maka itu, kita tidak boleh diam dan wajib menuntut. Yang ridho dengan tulisan itu hukumnya murtad. Na’udzu Billahi min Dzalik,” tegasnya.
Maka dari itu, kita tunggu bagaimana ketegasan pemerintah menuntut orang ini. kita tidak boleh main hukum sendiri. Jika memang ada keramaian karena orang kafir, itu adalah skandal yang ingin membuat umat Islam untuk ribut dan ricuh. Kita tidak boleh tawuran, namun kita langsung meminta pada pemerintah.
“Hal ini dibuat untuk mengacaukan Indonesia agar indonesia ricuh, ramai-ramai, tidak kondusif, dan gaduh. Anda lihat negara di Timur Tengah semuanya gaduh. Di Syam tawur, di Libanon tawur, Palestina tawur, Irak tawur. Semua Negeri islam tawur. Indonesia durung. Mereka mencari-cari jalan untuk membuat Indonesia tawur. Monggo kita jaga bagaimana Indonesia tetep aman dan tentram,” tukasnya semangat.
Di akhir penyampaiannya,Pengasuh PP. As-Suniyah Salafiyah ini menegaskan bahwa pihak pabrik harus diganjar dengan hukuman setimpal. Karena hal ini telah meresahkan hati umat Islam.
“Mudah-mudahan Indonesia tetap aman. Islam tetap jaya. Ojok bermusuhan sesama orang Islam. Ojok ganyang sesama orang islam. Akan tetapi pemerintah dalam masalah agama. Siapa pun yang melanggar, maka wajib di hukum. Pemerintah ojok sek pakewuh pada orang karena uang,” tutupnya.[]
===
Penulis : Muktafi Kafi
Editor : Muh. Kurdi Arifin