Usholli………
Usholli………
kalimat di atas tidaklah asing kita temukan di sekitar kita. Kalimat tersebut akan keluar secara berulang dari pribadi seseorang yang terserang gangguan jiwa atau yang kita kenal dengan istilah was-was.
Orang yang was-was condong kebingungan dalam menentukan sebuah sikap dan prinsip, ia terlalu berhati-hati dalam segala hal, lebih-lebih dalam beribadah. Dengan alasan khawatir tidak sesuai dengan standard fikih serta meragukan, apakah yang ia lakukan itu sah atukah tidak. Tentu jika yang dilakukan itu tidak sesuai dengan fiqih, konsekuwensinya bisa memasukkannya ke dalam neraka. Sekelumit, itulah pandangan orang was-was.
Pribadi orang yang was-was akan terasa sulit dalam melakukan kebaikan, karena was-was lebih banyak terjadi dalam ibadah seperti bersesuci yang meliputi mandi, wudhu dan menghilangkan najis. Di samping juga dalam shalat, terlebih dalam shalat fardu. Karena menurut kebiasaan, tingkat was-was shalat fardu bisa lebih parah ketimbang shalat sunnah. Anehnya, jarang sekali ditemukan orang was-was dalam masalah makanan dan yang lainnya.
Sebenarnya, tanpa kita sadari, kadang kita sendirilah yang terserang penyakit was-was. Mungkin tak asing lagi di telinga kita, bahkan sering dan tak sulit kita temukan orang di sekitar kita yang demikian sulitnya dalam mengucapkan niat. Terkadang hal itu membuat sebagian orang merasa jengkel dan terganggu mendengarnya, namun tak sedikit pula yang merasa kasihan dan tak tega melihatnya. Seolah ibadah yang sedang dilakukannya sebegitu sulit dan berat.
Oleh karena itu, Islam menganggap penyakit hati yang satu ini tercela. Di samping telah mengesankan pengamalan beribadah kepada allah seolah begitu berat, kenyataannya hal tersebut juga dapat mengganggu orang yang ada di sekitarnya. Belum lagi yang bertanggungan justru merasa lebih baik dan benar sendiri dengan apa yang dilakukannya itu, padahal ia salah persepsi.
Setelah berbincang tentang was-was, ada baiknya jika mengemukakan timbulnya penyakit tersebut agar kita terhindar dari penyakit yang satu ini. Berikut penanganannya: antara lain tidak mencaci orang yang sedang was-was serta menperbanyak meminta perlindungan kepada Allah supaya dijauhkan dari penyakit tersebut. Dan ketika tengah buang air kecil, sebisa mungkin tidak meludah selain memang ada larangan keras, hal itu juga dapat menyebabkan yang bersangkutan terkena penyakit was-was serta menbuat giginya bertambah kuning.
Para santri dituntut cerdas dalam menyikapi penyakit ini serta tidaklah ragu dalam mengucapkan niat. intinya cukup dihati saja, setidaknya bagi yang was-was memakai hukum yang mudah saja. Dan percayalah bahwa penyakit tersebut merupakan gangguan atau bisikan setan yang bersemayam dalam hati manusia.
Semoga amal ibadah kita diterima oleh allah dan menjadi bekal di akhirat nanti amin…