Berita

UAS: Urus Urusanmu, Biarkan Allah Urus Urusan Dia.

Santri menyimak ceramah Ustad Abdul Somad (dok. Sidogiri)

Ustad Abdul Somad, Lc. MA. (UAS) memberikan ceramah di hadapan ribuan santri Pondok Pesantren Sidogiri, malam Ahad (13/08) di Lapangan Utama #MiladSidogiri281. Sebelum hadir di hadapan santri, UAS bersilaturrahim dengan FMKM (Forum Musyawarah Keluarga Muda) Sidogiri. Berikut rangkuman isi ceramah UAS:
1) UAS memuji kemandirian Pondok Pesantren Sidogiri. Menurutnya, banyak yang cerdas, pintar dll namun tidak mandiri. “Dalam kemandirian datanglah barakah,” terangnya.
2) UAS kemudian menyinggung masalah agama yang hanya dijadikan komoditi oleh sebagian oknum. Agama seakan hanya sebagai pendorong mobil mogok. Ketika mobil tersebut telah menyala dan bisa jalan, maka agama ditinggalkan, ‘good bye’.
3) Santri, menurut UAS, tidak harus menjadi kiai dan penceramah semua. UAS kemudian mencontohkan seorang santri yang pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi, namun baca kitabnya bagus.
“Terserah kalian mau jadi apa, asal bisa baca kitab,” tegasnya.
4) UAS juga menghimbau agar dalam berdakwah santri tidak memikirkan banyak-sedikitnya audien. Bagi UAS yang penting adalah mengajar, buka pengajian. Masalah masyarakat yang datang sedikit atau banyak, itu urusan Allah. Beliau kemudian menggambarkan seorang yang pemancing yang telah berusaha namun belum mendapatkan ikan. Asal sudah berbuat dan berusaha, masalah hasilnya pasrahkan pada Allah.
“Urus urusanmu, biarkan Allah urus urusan Dia.”
5) UAS juga menghimbau agar para santri mengajar jika kelak sudah terjun ke masyarakat. “Silakan berbisnis, tetapi luangkan sedikit waktu untuk mengajar,” harapnya. Hal tersebut senada dengan pesan Masyayikh Sidogiri yang juga menekankan agar para alumni sebisa mungkin mengajar di lingkungannya.
6) Selain itu, UAS mengajak para santri agar istikamah dan yakin dalam bersikap. Berakar ke bawah dan berpucuk ke atas.
7) Ada 3 hal yang tidak ada dalam tradisi kita; 1. I’rab, 2. Nasab, 3. Sanad
8) Islam tidak pernah membunuh seni. Islam datang tidak mengubah kita menjadi Arab.
9) Benteng terakhir kesatuan NKRI adalah pesantren
10) Umat Islam tak perlu phobia pada nasionalisme, demikian pula umat lain tak perlu phobia pada Islam.
11) Islam mengajarkan rahmatan lil alamin. Islam memperhatikan segala hal, bahkan urusan larangan kencing di lubang dan menebang pohon. “Sedang pohon saja tidak kami tebang, apalagi kepalamu.”
12) Pemimpin harus mengerti bahasa umat
13) Kalian yang ada di sini (santri) menjadi penopang dalam urusan beragama, berbangsa dan bernegara.
14) Jangan lupa meminta barakah pada ulama dan menjaga sanad keilmuan.
15) Jangan sampai kehadiran kita (di masyarakat) membuat masalah.

====
Penulis: N. Shalihin Damiri
Editor  : Isom Rusydi

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *