Artikel

Bulan Dzulhijah Bulan Istimewa

 

Pada hakekatnya semua bulan memiliki keistemewaan didalamnya, hanya saja ada beberapa bulan yang memang disebutkan secara khusus dalam al-Quran, seperti bulan Dzulhijjah. Sebagaimana yang sudah termaktub dalam al-Quran surat al-Fajr ayat 1-3:
Yang artinya: “Demi fajar. Demi malam yang sepuluh. Demi yang genap dan yang ganjil. (Qs. al-Fajr).

Dari ayat ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa Allah Sawt menyeru dengan adanya fajar yang bisa diartikan dengan adanya pagi hari setelah malam. Kemudian diayat yang kedua menjelaskan malam yang sepuluh menjelaskan mengenai bulan 10 Muharram, 10 malam bulan Asyro dan 10 Dzulhijjah. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh ulama bahwa bulan Dzulhijah merupakan salah satu hari yang penuh dengan berkah bagi hamba-Nya. Dimana di bulan tersebut terdapat pelaksanaan haji, dan terdapat hari Arofah dan terdapat kemuliaan yang sangat banyak dan melimpah.

Sedangkan pada ayat yang ketiga menjelaskan bahwa yang genap serta yang ganjil, Wasy syaf‘i (dan [demi] yang genap), yakni hari ‘Arafah dan hari Nahar. Wal watr (serta yang ganjil), yakni tiga hari sesudah hari Nahar. Menurut satu pendapat, as-Syaf‘i (yang genap) adalah tiap-tiap shalat yang dilakukan dua atau empat rakaat, seperti shalat Subuh, Zuhur, Asar, dan ‘Isya. Sedangkan wal watr (serta yang ganjil) adalah tiap-tiap shalat yang dilakukan tiga rakaat, seperti shalat Magrib dan shalat Witir. Menurut pendapat yang lain, asy-syaf‘i . (yang genap) adalah langit dan bumi, dunia dan akhirat, surga dan neraka, Arasy dan Kursi, serta matahari dan bulan. Semua itu termasuk yang genap.
Selain itu Allah juga berfirman dalam suart At-Taubah ayat 36:
Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia Menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa. (Qs. At-Taubah 36)

Dari ayat tersebut menjelaskan kepada kita bahwa dalam satu tahun terdapat 12 bulan seperti dalam perhitungan yang dilakukan manusia, yaitu tahun Komariyah maupun tahun Hijriyah. Sedangkan dalam Al-Quran menjelaskan tentang bulan yang terdapat pada tahun Qomariah (perhitungan yang dilakukan menurut perputaran bulan). Ketetapan waktu tersebut sesuai dengan terciptanya alam semesta (langit dan bumi). Dalam 12 bulan tersebut terdapat 4 bulan yang paling utama diantara bulan-bulan yang lain yaitu bulan Rojab, Dzulqadah, Dzulhijah dan Muharrom. Seperti keutamaan bulan Dzulhijah bahwa dalam bulan tersebut Hamba-Nya disuruh untuk mendekatkan diri dengan sepenuh hati dan melakukan perbuatan sunnah dengan tujuan mendekatkan diri kepadpa Allah semata.

selain itu,  Allah Sawt memberikan kemulian yang lain, yaitu Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa yang setahun lalu dan dosa setahun yang akan datang. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam Hadist. Selain itu terdapat Idul Adha yang mana jatuh pada tanggal 10 Dzulhijah. Dimana hari terbut merupakan hari yang bersejarah bagi umat Islam.

Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah tersebut Rasulullah Saw menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa mendekatkan diri dengan berbagai aktifitas keagaamaan, tapi bukakn berarti bahwa selain hari tersebut diatas umat muslim meninggalkan aktifitas keagamaan sebagaimana mestinya. Tetapi di bulan tersebut Allah menganjurkan untuk lebih mendekatkan diri seperti misalnya, memperbanyak berdoa, mengerjakan sholat sunnah, beramal sholeh dan menjalankan puasa sunah mulai dari tanggal 1 sampai tanggal 9 Dzulhijah.

Dan tentunya berkurban sebagaiman ciri kahs bulan Dzulhijjah. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurayrah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda;

“Tidak ada hari-hari lain yang lebih disukai Allah SWT daripada 10 hari pertama di bulan Dzulhijah.” Puasa di siang harinya adalah sama dengan puasa setahun penuh, dan ibadah di malam harinya setara dengan ibadah di malam Laylat al-Qadar. (Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Di dalam hadist yang lain juga menjelaskan bahwa Abdullah bin Mas’ud ra berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari lain dalam setahun di mana suatu perbuatan baik mempunyai nilai yang sangat tinggi dibandingkan dengan hari yang sepuluh (yakni 10 hari pertama di bulan Zulhijah).” Seseorang bertanya, “Bagaimana dengan berjihad di jalan Allah SWT?” Beliau menjawab, “Bahkan dibandingkan jihad di jalan Allah SWT.” Imam Haytami berkata, “Imam Tabrani meriwayatkan hal itu dalam al-Mu’jam al-Kabir dan semua perawi hadis dalam rantai transmisinya adalah perawi yang sahih.

Selain itu hadist lainnya menyebutkan “Siapapun yang berpuasa pada tanggal 1 Dzulhijjah seolah-olah ia ikut dalam Jihad di jalan Allah Swt selama 2.000 tahun tanpa istirahat sedikitpun. Bagi yang berpuasa di hari kedua seolah-olah ia telah beribadah kepada Allah SWT selama 2.000 tahun dan puasa di hari ketiga seolah-olah ia telah memerdekakan 3.000 budak di masa Nabi Ismail As. Untuk puasa di hari keempat ia menerima ganjaran sama dengan 400 tahun ibadah. Untuk hari kelima ganjarannya setara dengan memberikan pakaian kepada 5.000 orang yang telanjang, puasa di hari ke-6 setara dengan ganjaran bagi 6.000 syuhada dan puasa di hari ketujuh, semua pintu di ketujuh neraka menjadi haram baginya dan untuk puasa di hari kedelapan, seluruh pintu surga akan dibuka baginya.” Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa puasa pada hari pertama Dzulhijah bagaikan telah mengkhatamkan Alquran sebanyak 36.000 kali. Catatan: puasa-puasa tersebut adalah Mustahab, tidak ada keharusan untuk melakukannya. Selain itu kita juga dilarang berpuasa pada hari Tasyrik (hari ke-11, 12, dan 13 bulan Zulhijah) sebagaimana `Aisyah RA dan Ibnu `Umar Ra meriwayatkan bahwa tidak seorang pun diperbolehkan berpuasa pada hari Tasyrik, kecuali mereka yang tidak mampu berkurban.

Berikut Beberapa keutamaan Bulan Dzulhijjah

Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah
Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga”.

Berpuasa Selama Hari-Hari Bulan Dzulhijjah
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi : “Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku”.

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun”. [Hadits Muttafaqun ‘Alaih].

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah rahimahullah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :  “Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya”.

Takbir Dan Dzikir
Sebagaimana firman Allah Ta’ala.

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

“…. dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan …”. [al-Hajj/22 : 28].

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma.

“Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid”. [Hadits Riwayat Ahmad].

Imam Bukhari rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, meriwayatkan dari fuqaha’, tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan :

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah”.

Bertaubat
Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan

 Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya” [Hadits Muttafaqun ‘Alaihi].

Banyak Beramal Shalih.
Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya.

Mengumandangkan Takbir Muthlaq
Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama’ah ; bagi selain jama’ah haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-Hari Tasyriq.

Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta’ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam; “Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu”. [Muttafaqun ‘Alaihi].

Dilarang Mencabut Atau Memotong Rambut Dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak Berkurban.
Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu ‘anha bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya”.

Melaksanakan Shalat Idul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya.
Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari.

Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan yang lurus. Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan para sahabatnya.

*Disarikan dari berbagai sumber

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *