Pembekalan Guru Tugas (GT) perdana berhasil terlaksana dengan tema “Pembahasan Etika Guru.” Bertempat di barat mabna an-Nawawi, malam Selasa (02/09). Pembekalan ini dikhususkan kepada seluruh calon GT tahun ajaran 1443-1444 H. Hadir selaku narasumber, Habib Hadi bin Abd. Qadir Alaydrus dan segenap calon GT.
Dalam penyampaiannya, Habib kelahiran Pasuruan ini banyak menguraikan bagaimana etika penuntut ilmu. Pertama, beliau menyampaikan bahwa pewaris ilmu itu tidak hasud satu sama lain dengan cara saling bahu-membahu dalam menyiarkan Islam.
Kedua, penekankan pada calon guru tugas untuk tidak meremehkan orang lain. “Jangan sampai seorang GT meremehkan orang lain, karena itu termasuk ciri-ciri orang sombong.”
Ketiga, seyogyanya bagi ahli ilmu, dai dan GT itu tidak mengharapkan materi. “Wa la yabtaghi bihi tsamanan,” tutur beliau sembari berharap, “hendaknya benar-benar ikhlas lillahi Ta’ala”.
Beliau juga menekankan untuk selalu sigap dan bijaksana dalam menebar ilmu di tengah-tengah masyarakat. Kalau ditanya tentang hukum, jangan asal jawab jika tidak tahu referensinya. “Tidak perlu sungkan untuk berkata saya tidak tahu,” tegas habib bermarga Alaydrus ini.
Sebelum akhir, beliau memaparkan bahwa menjadi GT adalah contoh yang baik. “Ilmunya diamalkan, ilmunya diterapkan. Tidak hanya menjadi guru bil-Aqwal, melainkan juga guru bil-Ahwal,” harap beliau. Beliau menegaskan bahwa akhlak harus digunakan untuk bermuamalah yang baik.
Pesan beliau, “Kalau ada orang alim di situ, maka manfaatkan juga untuk mencari ilmu padanya.” Beliau berharap santri dapat menjadi pewaris ilmu yang mengamalkan ilmunya. “Jangan sampai jadi berilmu tapi seperti orang tidak berilmu,” tegas Habib Hadi. Selain mengajar, Habib Hadi menegaskan bahwa guru tugas pun harus tetap mengaji juga.
Penulis: Fahmi Aqwa/Perpustakaan Sidogiri
Editor: Nur Hudarrahman/Sidogiri.net