Ngaji Akidah Bersama Umariyah

Umariyah Mengisi hari libur tahun baru hijriah, Umariyah (salah satu nama organisasi keilmuan) adakan Ngaji Akidah dengan mengusung Tema “Asy’ariyah-Maturidiyah, dari Sejarah hingga Khilafiyah”. Pada kesempatan tersebut panitia menghadirkan dua narasumber, Ust. Hasin bin Abdul Mannan dan Ust. Zaki Ghufron. Peserta yang hadir dibatasi untuk santri tingkat aliyah saja.

Wakil ketua panitia acara, Ust. Ainul Yaqin AW memberi sambutan dan penjelasan sejarah berdirinya Kelompok Umariyah yang diprakarsai oleh Mas Jibril Nawa.

 “Umariyah sendiri adalah sebuah kelompok yang fokus pada halakah, kajian, tulis menulis, dan istighatsah,” kata Ust. Ainul Yaqin AW.

Mengenai tema yang diangkat pada seminar tersebut, beliau memaparkan bahwa sangat jarang ada diskusi tentang teologi Islam Ahlusunah Waljamaah yang menjurus pada sejarah dua tokoh pembesarnya.

Ust. Zaki Ghufron, staf pengajar MMU Aliyah yang juga pernah menjabat sebagai pengurus ACS (Annajah Center Sidogiri) menyampaikan, kondisi politik dan sosial yang berbeda dapat menimbulkan corak pemikiran yang berbeda. Imam Asy’ari hidup di lingkungan yang penuh dengan perdebatan teologi. Berbanding jauh dengan Imam Maturidi yang mana eksistensi Muktazilah di tempat beliau sangat melempem.

“Aliran sesat yang menyusup di tubuh pemerintahan sangat bahaya. Hal tersebut telah dikuak oleh fakta-fakta sejarah yang penuh darah, yaitu pada zaman ketika paham Muktazilah menguasai pemerintahan Islam,” ucap santri asal Sampang ini.

Ust. Hasin bin Abdul Mannan berfokus menjelaskan poros perbedaan antara Imam Asy’ari dan Imam Maturidi. Beliau menuturkan  bahwa perbedaan antara keduanya tidak sampai menjurus pada ranah inti agama.

Hemat beliau, “Terlepas dari perbedaan keduanya, tujuan dari dua tokoh tersebut tetap pada satu poros tujuan, yaitu menyucikan Allah dari kekurangan.”

Setelah acara ditutup dengan doa, peserta diberikan kesempatan oleh panitia untuk foto bersama para narasumber.

Penulis: Muhammad Faqih

Editor: Nur Hudarrohman