Pondok Pesantren Sidogiri kedatangan Syekh Dr. Abdulkhaleq Muhammed Hussein AL-sowadi, Yaman, Selasa (13/12). Kedatangan murid Habib Umar bin Hafidz ke Pesantren Sidogiri ini dalam rangka silaturahmi. Sesampainya di Sidogiri, beliau berkunjung terlebih dahulu kepada K.H. Fuad Noerhasan, Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri. Setelah itu, beliau mengisi majelis ilmiah yang bertempat di Masjid Jamik Sidogiri. Turut hadir pula Habib Ridho BSA sebagai penerjemah dan Ust. Mahbub Shonhaji, Kepala Lembaga pengajaran Bahasa Arab dan Asing (LPBAA) Pondok Pesantren Sidogiri.
Hal pertama yang beliau sampaikan saat seminar ialah perasaan senang karena bisa bertemu para kader Ahlusunah (para santri). Beliau menyampaikan dalam bahasa Arab bahwa beliau merasa tenang tatkala melihat santri Sidogiri yang berkumpul untuk belajar.

Tema majelis ilmiah kali ini adalah “Hidup berdampingan dengan orang bermaksiat”. Syekh Dr. Abdulkhaleq menjabarkan bahwa dalam hal berinteraksi, cara yang paling ampuh mengajak ahli maksiat ialah dengan akhlak yang baik. Hal ini sebagaimana teladan dari baginda Nabi Muhammad SAW.
Dr. Abdulkhaleq banyak mengisahkan para nabi dan para ulama yang mana mereka berhasil hidup berdampingan dengan ahli masksiat. Di antaranya kisah Nabi Muhammad SAW dengan pemuda Yahudi, kisah ulama di Yaman dengan penduduk desa yang senang menari, dan kisah Syekh Abdul Qadir al-Jilani dengan para perampok. Tidak hanya berhasil hidup berdampingan, tetapi juga sampai bisa mengajak ahli maksiat itu kembali ke jalan yang benar.
“Sekarang ini banyak orang Islam, tetapi tidak salat, tidak menaati orang tua, dan banyak yang mengonsumsi narkoba. Sikap yang baik dalam menghadapi mereka ialah menarik hati mereka terlebih dahulu,” papar Dr. Abdulkhaleq.

“Kita pulang (dari pesantren), bertemu orang Islam, tetapi pegang bir, apakah kamu mau memukul dia? Tidak! Kita harus menarik hati mereka dulu. Caranya ialah dengan memberi hadiah. Setelah mereka tertarik, baru kita nasihati sedikit demi sedikit,” ujar Syekh Dr. Abdulkhaleq. Hal ini sama halnya dengan bagaimana Allah mengharamkan khamar, yakni dengan sedikit demi sedikit.
Terakhir, beliau menasihati para santri agar tidak merasa lebih baik dari pada ahli maksiat, sebab tidak diketahui akhir hidup seseorang, bisa jadi mereka akhir hidupnya menjadi orang saleh dan kita justru sebaliknya. Beliau juga berpesan agar dalam interaksinya lebih mengedepankan rasa cinta dan belas kasih. “Rasulullah itu diutus untuk menyempurnakan akhlak,” pungkas Syekh Abdulkhaleq.
Penulis: Iwanulkhoir
Editor: Nur Hudarrohman