BeritaUnggulan

Kuliah Umum: Ilmu Kalam dan Relevansinya dalam Menghadapi Tantangan Pemikiran

Selasa (17/09) Madrasah Miftahul Ulum (MMU) tingkat Aliyah Pondok Pesantren Sidogiri menggelar agenda semester berupa Kuliah Umum. Kuliah umum kali ini, mengangkat tema “Ilmu Kalam dan Relevansinya dalam Menghadapi Tantangan Pemikiran”.

Acara yang bertempat di Aula Gedung Sidogiri Corp ini, menghadirkan dua narasumber, Ust. Muhammad Nuruddin, Lc., MA dan K.H. Qoimuddin. Dimoderatori oleh Ust. Firdaus Sholeh, acara ini dihadiri oleh seluruh Guru dan Murid MMU Aliyah Pondok Pesantren Sidogiri.

Pada sesi sambutan, Wk. II Kepala Madrasah Aliyah, Ust. Moh. Afifuddin menyampaikan bahwa yang perlu ditingkatkan kembali ada pada aspek akhlak. “Secara umum, jenjang Aliyah adalah jenjang akhir menimba ilmu di PPS, oleh karena itu murid Aliyah harus mencontohkan perilaku yang baik bagi jenjang di bawahnya,” tegas, eks. Kepala Perpustakaan Sidogiri ini.

Masuk pada acara inti, Ust. Nuruddin mendapat kesempatan lebih dulu untuk memaparkan materinya. Beliau menjelaskan bahwa penting bagi kita untuk melindungi akal dari pemikiran ateis atau pemikiran yang berseberangan dengan akidah Ahlussunnah Waljamah. Penulis buku Logical Fallacy ini merekomendasikan sebuah kitab klasik untuk dikaji secara signifikan karena dapat menjadi acuan menentang pemikiran sesat yang banyak berseliweran, yaitu kitab Ummul Barohin.

Fokus: Narasumber memaparkan pemahaman ilmu kalam

“Kitab kontemporer yang kita pelajari saat ini, realitanya sama dengan kitab klasik yag dikaji oleh ulama terdahulu, yang membedakan hanyalah bungkus dari kitab itu sendiri,” papar alumni Universitas Al-Azhar ini.

Terkait ilmu kalam, beliau menjelaskan bahwa ilmu ini bisa memaparkan secara terperinci dan logis sebuah dalil yang tidak diakui penentang Islam. “Ilmu kalam dapat menjelaskan secara terperinci tentang kebenaran ayat al-Quran bagi penentang agama,” kata pria asal Sukabumi, Jawa Barat ini.

Ia menambahkan, mencari tahu orang berilmu yang bisa dijadikan panutan tampak melalui kerja keras dan kegigihannya dalam belajar. Jika seseorang telah mengusai salah-satu bidang ilmu, berpeluang besar ia akan bermanfaat baik, bagi masyarakat, agama dan negaranya.

“Belajarlah dan memperdalam salah satu bidang ilmu, karena ketika sudah menjadi pakar ilmu maka nantinya akan bermanfaat. Apa pun ilmu itu, jika kita mengutamakannya, maka harta akan ikut juga,” pesannya kepada santri.

Selanjutnya, K. H. Qoimuddin menjelaskan, sebagian besar ilmu tetap ada relevansinya dengan ilmu kalam. Ilmu kalam bisa memberikan pemaparan yang begitu mudah dicerna oleh orang awam, lebih-lebih ketika ada di forum debat. “Siap-siap berdebat, maka sebelumnya pelajarilah ilmu kalam agar bisa menyampaikan dengan pemahaman yang sederhana,” kata Staf Pengajar MMU Aliyah ini.

Penulis: Waisan A. K.
Editor: Nur Hudarrohman

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *