Artikel

Mengenang Slogan, “Kids Jaman Now”

Dua bahasa gabungan di atas memang sangat aneh, tapi viral di dunia maya. Di samping “bisnis ternak lele” tenar, kalimat dua bahasa pun ikut menjolak. Di antaranya, Kids Jaman Now.

Awalnya, Kids Jaman Now dilontarkan oleh akun Kak Seto Gadungan. Akun tersebut, tidak diketahui pemiliknya, tapi “gentayangan” di mana-mana. Kebiasaan yang paling sering adalah menggabungkan dua bahasa. Sehingga jadilah kaliamat tersebut.

Jika kita ‘irab, “Kids” merupakan jama’ dari bahasa Inggris “Kid” (anak, Indonesia). “Jaman” adalah plesetan dari kata “zaman”. Sedengkan “Now” memiliki arti: sekarang. Saat dirangkai, tiga kata tersebut bermakna: anak-anak zaman sekarang.

Emang, kenapa dengan anak-anak zaman sekarang?

Ya, tentu sangat gaswat. Pemuda zaman dahulu—atau katakan lah kids jaman old—sangat sulit bertemu dengan ajnabiyah. Sedangkan zaman sekarang—atau istilah kids jaman now—tidak hanya bertemu, malah berani menjalin hubungan. Bahkan pemuda yang jomblo pun terasa asing di depen mata.

Untuk itu, seharusnya kita bersyukur pada Kak Seto Gadungan, yang telah membuat kalimat, “kids jaman now”. Minimal dengan istilah itu, mereka malu dengan apa yang telah mereka perbuat. Syukur-syukur jika bisa bertobat.

Dugaan saya, Kak Seto Gadungan terinspirasi dari dawuh Mas d. Nawawy Sadoellah, yang berupa, “Sidogiri bhíyén, Sidogiri saíkí”.

Dawuh itu merupakan pembedaan plus penyamaan antara Sidogiri dulu dengan Sidogiri sekarang. Di katakan penyamaan karena memang tujuan awal adalah memaparkan bahwa Sidogiri dulu, adalah Siogiri sekarang.

Tapi jangan bangga dulu. Sebab di balik perkataan itu, ada benang pembeda yang sangat jelas. Yaitu, pemilahan Sidogiri dulu dengan yang sekarang. Meski statusnya sama-sama santri Sidogiri, tapi bisa dibedakan, yang mana yang lawas, dan mana yang baru. Jika memang keduanya sama, mana mungkin ada istilah bhíyén dan saíkí.

­­Dari sanalah, Kak Seto Gadungan membuat kalimat persis tapi dengan campuran bahasa Inggris, bukan Jawa. Yaitu, Kids Jaman Now.

Muhammad ibnu Romli/sidogiri.net

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *