Ketua III

Perpustakaan Sidogiri

Perpustakaan Sidogiri memiliki peran penting sebagai tempat rujukan dalam mengkaji khazanah keilmuan secara mendalam dan berfungsi sebagai pendidikan alternatif di luar madrasah bagi seluruh santri. Setiap divisi khusus yang disistemkan fokus memelihara dan menyediakan koleksi, konvesional dan digital secara umum; mengumpulkan, menjaga arsip dan dokumen penting Pondok Pesantren Sidogiri.

Jumlah keseluruhan koleksi Perpustakaan Sidogiri saat ini adalah: 89.303, dengan rincian: 12.002 koleksi kitab dan 7.113 judul buku. Koleksi kitab adalah koleksi berbahasa Arab, sedangkan koleksi buku merupakan koleksi selain bahasa Arab. Koleksi multimedia berjumlah 10.189 judul, sedang koleksi kitab dan buku digital sebanyak 59.999 judul.

Visi

Terwujudnya Perpustakaan Sidogiri sebagai pusat layanan informasi keagamaan yang berbasis keunggulan dalam khazanah keislaman.

Misi

Mewujudkan Perpustakaan Sidogiri sebagai pusat informasi khazanah keislaman bagi guru, santri PPS, dan masyarakat umum sesuai dengan ajaran Ahlussunah wal Jamaah.

Cikal Bakal

Perpustakaan Sidogiri didirikan pada tahun 1973. Berawal dari satu rak buku dan kitab yang terletak di kantor Sekretariat PPS. Perpustakaan Sidogiri kini tumbuh menjadi perpustakaan dengan koleksi kitab kuning yang cukup lengkap. Menurut Prof. DR. Muhammad Baharun, MA, mantan rektor Univeresitas Pasim, Bandung, Perpustakaan Sidogiri merupakan perpustakaan dengan koleksi kitab kuning terlengkap se-Asia Tenggara. Tonggak perkembangan Perpustakaan Sidogiri ditandai oleh pewakafan seluruh kitab KH. Cholil Nawawie kepada santri yang diletakkan di Perpustakaan. Hal ini sebagaimaan termaktub dalam surat yang tulis sendiri, beliau mewakafkan seluruh kitabnya untuk semua santri Sidogiri dengan syarat tidak dibawa keluar pondok.

Terhitung semenjak tahun ajaran 1430-1431 Perpustakaan Sidogiri sudah tercatat memiliki Perpustakaan Digital. Fasilitas Perpustakaan Digital dapat diakses di komputer-komputer yang disediakan di ruang khusus yang bisa diakses oleh kuliyah syariah. Berisi koleksi multimedia keislaman, kitab-kitab dan buku digital, berita-berita aktual dari internet, serta berbagai koleksi multimedia baik Mp3 maupun audio-visual.

Klasifikasi Koleksi

Perpustakaan Sidogiri memiliki kebijakan mengklasifikasi koleksi sesuai genre sebelum melalui proses pendataan dan pelabelan koleksi. Selain itu, Perpustakaan Sidogiri juga membuat klasifikasi khusus untuk beberapa bentuk koleksi yang tersedia di tempat khusus seperti koleksi berbahaya, koleksi kamus, koleksi ensiklopedi, koleksi al-quran, koleksi novel, koleksi cerpen, koleksi karya santri Sidogiri, koleksi makna jawa dan koleksi makna masyayikh. Semua jenis pengklasifikasian tersebut memprioritaskan kelengkapan koleksi kitab, sensor terhadap koleksi kurang layak ataupun berbahaya keagamaan dan sesuai ajaran Ahlusunah Waljamaah.

Karya Umum, terdiri dari; Filsafat, Agama, Ilmu Sosial, Ekonomi dan Bisnis, Bahasa dan Ilmu Kalam, Ilmu-Ilmu Murni, Ilmu Terapan dan Teknologi, Kesenian dan Olahraga, Kesustraan (Esai, Novel, Puisi), Sejarah dan Geografi. = 4.295

Agama Islam, berupa; Tafsir al-Qur’an, Hadist dan Ilmu Terkait, Aqaid dan Ilmu Kalam, Fiqih, Tasawuf dan Akhlak, Sosial dan Budaya Islam, Filsafat dan Perkembangan Agama Islam, Aliran dan Sekte-Sekte dalam Islam, Sejarah Islam dan Biografi. = 14.853

Pengelolaan Koleksi

Perpustakaan Sidogiri dikelola secara profesional. Semua diatur menurut tatacara pengelolaan perpustakaan yang baik, begitu juga dengan pengelolaan koleksinya. Pengelolaan tersebut diatur sebagai berikut:

1) Pengadaan koleksi dilakukan dengan cara membeli, menggandakan, dan hasil hibah atau wakaf baik dari perorangan, lembaga dalam negeri atau luar negeri. Bahkan menginventalisir berbagai buku dan majalah terbitan PPS dan melakukan penggandaan koleksi berupa kitab makna kepada Masyayikh milik alumni senior PPS.

2) Klasifikasi koleksi adalah pengklasifikasian koleksi sesuai dengan keilmuan sekaligus pendataan dan pemasangan lebel koleksi Perpustakaan Sidogiri. Dalam hal ini Perpustakaan Sidogiri mengacu pada sistem klasifikasi Persepuluh DDC (Dewey Decimal Classifcation) ditambah nomor registrasi dan kode koleksi. (lihat tabel)

3) Perawatan dilakukan setelah selesai proses pendataan dengan cara penyampulan atau penjilidan ulang jika diperlukan.

4) Penataan dan selving koleksi adalah penataan ulang seluruh koleksi yang telah dibaca menurut DDC-nya. Dilakukan oleh petugas jaga pada saat jam tutup perpustakaan atau pergantian shif jaga. Koleksi Perpustakaan Sidogiri diletakkan sesuai dengan rak masing-masing yang secara garis besar terbagi menjadi beberapa ruangan; Ruang Tafsir, Ruang Hadits, Ruang Fiqih, Ruang Nahwu, Ruang Sejarah, Ruang Anak dan Ruang Umum.

5) Sirkulasi koleksi merupakan pengatur kelancaran keluar-masuk koleksi yang dipinjam pemustaka dan pengesahan peminjaman. Juga mengkondisikan presensi masuk pemustaka/pustakawan dan buku laporan tamu bagi selain santri aktif PPS.

6) Perbaikan koleksi dilakukan pada koleksi rusak melalui beberapa proses sesuai dengan tahap kerusakan koleksi seperti penyampulan, pembuatan cover, penjahitan, penjilidan, desain cover, dan clipping. Bagian ini juga yang menetapkan status koleksi tidak layak pada koleksi-koleksi yang tidak layak ditampilkan di rak koleksi.

7. Scaning koleksi ini fokus men-scan koleksi masyayikh Sidogiri, khususnya kitab pemberian KH. Cholil Nawawi bin Noerhasan yang tidak bisa diduplikasikan. Selain itu menscaning Setelah proses scan selesai, pengurus akan mencetak koleksi tersebut agar bisa dibaca oleh santri.

Perpustakaan Digital

1) Terhitung semenjak tahun ajaran 1430-1431 Perpustakaan Sidogiri sudah tercatat memiliki Perpustakaan Digital. Fasilitas Perpustakaan Digital dapat diakses di komputer-komputer yang disediakan di ruangang khusus yang bisa diakses oleh murid Tsanawiyah ke atas. Berisi koleksi multimedia keislaman, kitab-kitab dan buku digital, berita-berita aktual dari internet, serta berbagai koleksi multimedia baik Mp3 maupun audio-visual.

Perkembangan Perpustakaan

1. Perpustakaan Sidogiri juga memiliki Perpustakaan Anak layaknya sebuah perpustakaan untuk anak-anak di bawah usia balig. Perpustakaan ini hanya menyediakan koleksi-koleksi khusus anak-anak berupa ensiklopedi anak dan buku-buku islami bergambar.

2. Sejak tahun ajaran 1437-1438 H. pengurus perpustakaan menyediakan rak khusus untuk kitab karya Ulama Nusantara, baik yang dari mereka yang masih hidup atau sudah wafat. Sampai berita ini ditulis koleksi yang terkumpul mencapai 852 judul dari karya Ulama Nusantara.

Pengembangan dan Penarik Minat Baca

1) Konsultasi ilmiah atau kegiatan konsultan merupakan program layanan konsultasi bagi pemustaka kepada konsultan ahli. Program ini terbagi menjadi 2 konsultan regular dan non regular. Konsultan regular membantu pemustaka  kesulitan dalam memahami koleksi perpustakaan atau kitab pelajaran. Sementara konsultal non-regular dilaksanakan setiap semsester sekali dengan menghadirkan para ahli cabang ilmu tertentu.

2) Magang: Magang di sini tidak sekadar sebagai masa penjajakan menjadi petugas namun inti dari magang di Perpustakaan Sidogiri ini bertujuan menambah wawasan santri di bidang kepustakaan dan perpustakaan secara mendalam. Di samping itu juga memudahkan bagi perpustakaan dalam perekrutan dan pengkaderan  petugas yang berkualitas tetap terjaring secara sistem yang baik. Progam ini dilaksanakan setiap satu semester sekali dengan kapasitas 25 peserta dari tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah.;

3) Media informasi berupa majalah dinding (mading), meliputi: 1) Mading Maktabati. Memuat informasi aktual dan liputan seputar perpustakaan, kegiatan dan kejadian di Pondok Pesantren Sidogiri, serta dunia Islam. Mading pertama yang lahir pertama kali mengawal budaya literasi di PPS ini mengusung motto Korannya Sidogiri; 2) Mading Matabaca. Memuat informasi koleksi, sinopsisi koreksi, resensi koleksi dan kajian santai seputar koleksi, seperti muallif dan sejarah. Sesuai dengan namanya mading ini mengusung motto Budayakan membaca, membaca dan membaca.

5) Labotarium Keilmuan; melakukan kajian pustaka di Perpustakaan sebagai penopang pengembangan keilmuan mereka. Sehingga fungsi perpustakaan tidak sekedar sebagai tempat dokumensi khazanah keilmuan namun juga sebagai laboraturium dalam penelian santri keilmuan yang mereka dapatkan dari madrasiyah dan ma’hadiayah. []

Shares:
Show Comments (3)

3 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *