Ketua III

Taklimiyah wa Tahfidz Quran

Instansi yang bertugas menangani kegiatan makhadiyah dalam bidang pendidikan; 1). Al-Quran 2). Kitab Kuning dan 3). Musyawarah.

Misi

  • Terwujudnya santri yang berpegang teguh pada al-Quran dan tafaquh fid-din.

Visi

  • Meningkatkan kualitas bacaan al-Quran dan Pemahaman Kitab.
  • Mewujudkan huffad al-Quran yang bertanggung jawab.
  • Mewujudkan santri yang mempunyai wawasan luasa tentang pemahaman kitab salaf.
  • Mengajarkan al-Quran sejak dini.

MTQ (Madrasah Taklimul Quran)

Sebagai instansi yang memiliki visi meningkatkan kwalitas bacaan Al-Quran, TTQ membentuk sitem klasikal pengajian Al-Quran yang diberi nama MTQ (Madrasah Taklimul Quran). Program ini dibagi menjadi 6 tingkatan, dan masing-masing tingkatan ditempuh selama satu semester dengan rincian sebagai berikut:

  1. Marhalah satu. Target yang harus dicapai adalah lancar dan fasih membaca juz amma serta bisa menguasai makhorij huruf menggunakan materi Tadrib al lisan.
  2. Marhalah dua. Target yang harus dicapai adalah lancar dan fasih membaca juz 1 s.d juz 2 serta bisa menguasai dasar ilmu tajwid menggunakan materi Mabadi’ Fii Ilmi Tajwid.
  3. Marhalah tiga. Target yang harus dicapai adalah lancar dan fasih membaca juz 3 s.d juz 6 serta bisa menguasai bacaan ghorib menggunakan materi Dalailut Tilawah.
  4. Marhalah empat. Target yang harus dicapai adalah lancar dan fasih membaca juz 7 s.d juz 12.
  5. Marhalah lima. Target yang harus dicapai adalah lancar dan fasih membaca juz 13 s.d juz 20.
  6. Marhalah enam. Target yang harus dicapai adalah lancar dan fasih membaca juz 21 s.d juz 30.

Pasca MTQ (Madrasah Taklimul Quran)

Pasca MTQ merupakan program lanjutan dari program pembelajaran al-Quran di Madrasah Talimul Quran (MTQ) dengan motto utama:“Mengantarkan Mutaallim untuk menguasai ilmu Qiraah Sab’ah” sesuai dengan kaidah yang benar dan tepat.

Dalam progam Pasca MTQ ini menggunakan metode akselerasi dengan artian Mutaallim bisa melanjutkan ketingkatan berikutnya sesuai dengan tingkat kemampunnya tanpa ada batas waktu, melalui seleksi tes yang telah ditentukan dalam modul progam. Progam ini dipetakan menjadi tiga tingkatan:

  1. Pemula dengan target:
  2. Hafal nama Qurra’ dan Ruwah sesuai urutannya.
  3. Menguasai dua Qiraah Nafi‘ al-Madani dan Hamzah az-Zayyat. Bisa menjama‘ antara beberapa perbedaan wajah Qalun.
  4. Bisa menjamak antara beberapa perbedaan dua Rawi Hamzah; Khalaf dan Khallad.

2.   Menengah dengan target:

  • Menguasai seluruh Kaidah Qiraah Sab‘ah.
  • Fashih dan lancar dengan metode Jama’ Bainal Qiraat war Riwayat

3.   Mahir dengan target: 

  • Menguasai seluruh Kaidah Qiraah Sab‘ah “secara detail”

Tahfidz al-Quran

Kegiatan Tahfidz al Quran merupakan salah satu kegiatan yang berada di bawah koordinasi TTQ yang dilaksanakan secara berintegrasi dengan tempatkan di Daerah A sebagai asrama khusus penghafal Al-Quran. Warga daerah A dibina dan dibimbing secara intensif agar konsentrasi menghafal al-Quran 30 juz. Kegiatan ini dibina secara kontiyu oleh Gus H. Abdul Mukti Tsani Hasona dengan dibantu oleh beberapa badal dalam menyimak hafalan warga daerah A.

Mereka diwajibkan bisa menyetor hafalan sebanyak satu halaman lembar mushaf dalam tiap harinya, sehingga ditargetkan minimal mereka mampu menghafal 4 Juz dalam setahun. Bagi peserta yang tidak mencapai target ini akan dikenakan sangsi dengan ditunda kepulangannya, saat liburan santri. Serta diharuskan menyelesaikan target hafalan yang tersisa.

Pembinaan Muallim al-Quran

Selain mengkoordinir proses belajar mengajar al-Qur’an untuk Muta‘allim, TTQ juga mengkoordinir pembinaan untuk para mu‘allim dan dewan guru Pondok Pesantren Sidogiri. Untuk kegiatan pembinaan bagi mu‘allim al-Qur’an dibina langsung oleh Prof. KH. Basori Alwi setiap malam Jumat pada yang bertempat di PIQ (Pesantrren Ilmu Qur’an), Sementara untuk dewan guru Pondok Pesantren Sidogiri dibina langsung oleh Ketua I Pondok Pesantren Sidogiri, yang dilakanakan setiap ba’da magrib malam Jumat dengan sistem kelompok.

Mengontrol  Pendidikan Kitab Kuning

Selain membidangi kegiatan taklim wa tahfidz al-Quran intansi ini, juga menangani pendidikan kuning. Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam (kecuali malam Selasa dan Jumat), serampung kegiatan taklim al-Quran s.d 08.00 WIS. Kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh santri, kecuali anggota Kaffah dan Kannah.

Pengajian kitab kuning di Pondok Pesantren Sidogiri terbagi menjadi 2 metode sebagai berikut:

 1). Bandongan; dengan cara guru membaca, memaknai menggunakan bahasa jawa dan menerjemah. Sementara murid dan menyimak dan menulis makna jawa (terjemah)-nya.

 2). Sorogan. Dengan cara murid membaca dan memberi makna jawa, sementara guru menyimak dan mengoreksi bacaan murid. Jenjang ini biasa diikuti dengan oleh santri yang memiliki pemahaman lebih dibidang nahwu dan sorrof.

Kaffah (Kadernisasi Fuqaha Tsanawiyah)

Santri yang mengikuti program ini dibina secara intensif untuk mempelajari dan memahami berbagai kitab fiqih secara luas dan mendalam. Sebagai langkah untuk membentuk dzauq fiqih para santri, pengurus TTQ menentukan kitab taqrirat sadidah sebagai dasar untuk memahami kitab-kitab fiqih lain.

Kegiatan ini dilaksanakan tiap malam bersamaan dengan pengajian kitab kuning dan bertempat di ruang Perpustakaan Sidogiri untuk memudahkan para peserta merujuk referensi dalam melakukan kajian tersebut, sehingga hasil dari kajian bisa dipertanggung-jawabkan kevalidannya.

Kannah (Kaderisasi Kajian Nahwu)

Sama seperti Kaffah hanya saja target dan materi yang berbeda. Kannah (Kaderisasi Kajian Nahwu) merupakan kegiatan kaderisasi kajian yang fokus pada pendalaman gramatikan arab; Nahwu dan sorrof. Santri yang mengikuti program ini diharapakn memiliki kemampuan lebih di bidang disiplin ilmu gramatika arab yang mendukung pada pemahaman dalam membaca kitab kuning. Kegiatan ini juga dilaksanakan di ruang Perpustakaan dengan waktu yang bersamaan dengan kegiatan Kaffah.  

Mengontrol dan Membina Musyawarah 

Dalam mempelajari kitab kuning tidaklah cukup hanya dengan belajar dan membaca secara sendiri tanpa didukung dengan diskusi dalam memahami suatu disiplin ilmu tersebut. Hal ini  perlu saling bertukar fikiran untuk kemampuan dan menambah wawasan, sehingga menemukan pemahaman yang sah; dapat dipertanggung-jawabkan. Oleh karena itu kegiatan musyawarah mendapat perhatian serius dari pengurus. Kegiatan Musyawarah ini terbagi menjadi 3 sebagai berikut;

1). Musyawarah Usbuiyah; Musyawarah pekanan ini dilaksanakn setiap Selasa pagi. Dengan materi, kitab Tuhfatuth-Thullâb untuk tingkat Tsanawiyah. Dan dilaksanakan setiap Jumat pagi bagi murid Ibtidaiyah dengan materi Fahtul-Qorib.

2). Musyawarah Gabungan; musyawarah ini dilaksanan dengan cara menggabungkan anggota musyawarah usbuiyah dalam satu forum. Yang diikuti beberapa delegasi perwakilan daerah yang ditunjuk oleh taklimiyah. Sementara tempat dan waktunya dilaksanakan secara bergilir, sekali dalam sebulan.

3). FMTT (Forum Musyawarah Tingkat Tsanawiyah)

Merupakan forum musyawarah yang diikuti oleh para delegasi antar-pesantren se-Jawa Timur. Musyawarah yang dilaksanakan sekali dalam setahun ini, disamping untuk membahas isu-isu aktual yang berkembang di masyarakat. Juga sebagai ajang silaturahmi antar pesantrean sehingga tercipta jalinan yang kuat dalam mengukuhkan khazanah kajian keislaman.

Shares:
Show Comments (3)

3 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *