
Pengurus Pusat Ikatan Alumni Santri Sidogiri (PP-IASS) mengadakan pelatihan al-Miftah dengan tema “One Day Training al-Miftah lil-Ulum” di Gedung IASS, Jln Sidogiri KM 1 Sungiwetan, Pohjentrek, Pasuruan. Sebanyak 64 peserta dari berbagai daerah, mulai dari Aceh, Madura hingga Sulawesi Barat hadir dalam pelatihan yang dimotori oleh Divisi Pelatihan dan Pendidikan IASS ini. Acara yang terlaksana pada Jumat (25/12) adalah salah satu program divisi terkait untuk mengenalkan salah satu brand unggulan Pondok Pesantren Sidogiri.
“Tujuan utama acara ini adalah sertifikasi calon guru serta lisensi pengajar dan penerapan metode al-Miftah di lembaga masing-masing,” jelas Ust M. Rifqi al-Mahmudi, Wakil II IASS.
Baca Juga: Tes Wisuda Berkala, Membakar Semangat Calon Wisuda
Tidak berhenti sampai di situ, peserta yang telah mendapat sertifikat pelatihan al-Miftah lil-Ulum juga akan diarahkan serta dibantu oleh Tim Idadiyah dalam mengurus sertifikasi madrasah atau lembaga pengguna al-Miftah lil-Ulum.

Ust Jakfar Shodiq, salah satu pemateri memberikan salah satu rahasia dalam pengajaran Idadiyah. “Kunci sukses al-Miftah lil-Ulum tetap eksis hingga hari ini adalah menggunakan metode ajarkan, tanyakan. Jelaskan, tanyakan,” tegasnya di hadapan audiens.
“Hindari metode ceramah dalam mengajar al-Miftah!” tambahnya di tengah acara.
Dalam acara yang dikemas one day season ini, para peserta dikenalkan serta diajarkan teori dasar ilmu nahwu mulai dari kalam, kalimat, i’rab, hingga tawabi’. Peserta juga diajak untuk mengikuti beberapa game al-Miftah yang nantinya bisa dipraktikkan saat mengajar anak didiknya di lembaga masing-masing. Keberadaan game dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) juga dimaksudkan agar peserta didik tidak bosan dan jenuh dengan materi yang disampaikan.
Baca Juga: Dewan Pakar dan Dewan Pertimbangan IASS Resmi Dilantik
Syeh Baihaqi, salah satu peserta asal Aceh mengungkapkan motivasi dalam mengikuti training ini, “Motivasi kami dalam mengikuti metode al-Miftah. Pertama, karena banyak keberhasilan yang dicapai oleh al-Miftah. Kedua, karena banyak anak-anak kecil atau setara dengan tingkat SD yang sudah bisa dan mampu membaca kitab kuning.”
“Kami sangat bersyukur kepada Allah yang telah memberikan pertolongan serta maunah-Nya, kami puas mengikuti pelatihan ini, karena nyatanya, al-Miftah ini sangat mudah, alhamdulillah,” tambah Pendiri Yayasan Syamsul Maarif al-Ahmad, Bireuen ini.
Penulis: Muhammad Ilyas
Editor: Saeful bahri bin Ripit