BeritaUnggulan

Puji Sidogiri, Habib Syech al-Jufri Sebut Sidogiri Bukan Lagi Pesantren, Melainkan Sebuah Negara

“Santri juga harus shalat malam. Jika tidak melaksanakan shalat malam, maka ia tidak layak disebut santri (pencari ilmu).” Begitulah dawuh Habib Syech bin Shofi al-Idrus, Hadramaut, Yaman, dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren Sidogiri, malam kamis (15/11). Kunjungan yang dikemas dengan daurah ilmiah ini bertempat di masjid jami Sidogiri lt. I, dan dihadiri pengurus harian, segenap staf pengajar PPS serta warga Daerah B dan K.

Para santri antusias menghadiri daurah ilmiah semalam (15/11)

Lebih lanjut, beliau menjelaskan seorang muslim harus menjauh dari kubangan kemaksiatan. “Larilah dari kemaksiatan, seperti halnya kalian lari menghindari terkaman singa,” tegasnya.

Habib Syech juga mengapresiasi keberadaan Pondok Pesantren Sidogiri dalam ceramah berbahasa Arabnya. “Keberuntungan besar yang diperoleh pondok ini, sehingga santrinya sekarang sebanyak 12.000 lebih putra dan putri 8.000 ini merupakan atsar-atsar dari Nabi Muhammad Saw. Saking banyak santrinya, tempat ini tidak dikatakan pondok, tetapi seperti negara (daulah) tersendiri,” sanjungnya.

Dalam rihlah ilmiah ini, Habib Syech tidak sendirian, beliau ditemani Habib Abu Bakar bin Syech Assegaf, yang juga berasal dari Hadramaut, Yaman. Keturunan Habib Ahmad bin Zein al-Habsy, pengarang kitab Arrisalah al-Jami’ah ini juga memberikan kalam hikmah kepada para santri. Di antara petikan hikmahnya adalah, “Santri adalah orang yang menjadi pewaris Nabi Muhammad Saw. Rasulullah tidak mewariskan emas dan perak, melainkan mewarisankan ilmu.”

Baca Juga:

Cara Hidup Berdampingan dengan Ahli Maksiat

Bukan hanya untaian ilmu, kedua narasumber juga memberikan ijazah wirid, doa, serta kitab. Habib Syech bin Shofi al-Jufri mengijazahkan wirid “Ya lathif” sebanyak 129 kali tiap pagi dan sore, serta ijazah maulid “ad-Dhiyaul-Lami”, karya Habib Umar bin Hafid.

Adapun Habib Abu Bakar bin Syech Assegaf mengijazahkan kitab Arrisalah al-Jami’ah, anggitan sang kakek, Habib Ahmad bin Zein al-Habsy dan doa keluarga al-Habsy. Keutamaan doa ini adalah barang siapa yang membacanya, meskipun sekali saja, insyaallah akan mati dalam keadaan husnul khatimah.

Berikut redaksi doanya;


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمْ اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينْ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
اَللَّهُمَّ يَا مَنْ خَتَمْتَ النُّبُوَّةَ وَالرِّسَالَةَ بِسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
اِخْتِمْ يَوْمِي بِخَيْرٍ. وَشَهْرِيْ بِخَيْرٍ .وَسَنَتِيْ بِخَيْرٍ. وَعُمْرِيْ بِخَيْرٍ. إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Penulis: Muhammad Ilyas
Editor: Muhammad Faqih

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *