Banyak hal yang berubah di Daerah A Pondok Pesantren Sidogiri pada tahun 1443-1444 H ini. Di samping perkembangan yang cukup menonjol, dalam hal pendidikan ada banyak inovasi baru yang digalakkan.
Sebagai Daerah yang menjadi basis penghafal al-Quran, tentu banyak perbedaan dengan asrama lain yang berada di kawasan Pondok Pesantren Sidogiri. Di antaranya, untuk tahun ini, setelah melalui persetujuan pengurus harian, Daerah A dijadikan sebagai Daerah khusus Tahfidz secara merata, baik lantai satu maupun dua. Hal ini semakin menambah kondusifitas kegiatan.
Warga baru tahfiz al-Quran berkisar 60 orang. Total warga Daerah pada tahun 1443-1444 berjumlah 368 warga.
Kepala Daerah A, Ust. Muhammad Syuaib menuturkan bahwa pada tahun ini wisuda maulid akan dihapus. Alasan dihapusnya program tersebut karena terkendala tempat dan santri yang membeludak. “Ada usulan dari pengurus untuk ditempatkan di kamar-kamar daerah lain, tetapi hal itu tidak akan kondusif karena tes wisuda membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Hal ini tentu akan mengganggu kepada warga daerah lain,” ucap Kepala Daerah A itu.
Ust. Syuaib berharap warga Daerah A agar tidak hanya berkutat di dunia hafalan saja, melainkan harus lebih intens dalam mengkaji tafsir al-Quran. Harapan tersebut kemudian menjadi alasan dibentuknya Halakah Huffazhul Quran (H2Q) yang dibina oleh Ust. Firdaus Sholeh, salah satu anggota Laboratorium Soal-Soal Madrasah (Labsoma) Pondok Pesantren Sidogiri.
Penulis: M. Faqih
Editor: Iwanulkhoir