BeritaUnggulan

Mengintip Keseruan Warga Daerah Arab Mengikuti Muhawarah

Riuh suara berbahasa Arab keluar dari bilik-bilik dan halaman daerah B dan K. Daerah khusus yang dihuni oleh santri berjumlah kurang lebih 998 orang. Mereka yang mengikuti program Bahasa Arab dan asing ini, sedang mengikuti kegiatan rutin, bercakap dengan Bahasa Arab, yakni muhawarah.

Potret kegiatan muhawarah di halaman daerah K dan B.

Terhitung telah lima tahun kegiatan muhawarah ini dilaksanakan. Melatih santri daerah B dan K untuk berkomunikasi dengan Bahasa Arab. Antusiasme peserta, terlihat kerumunan dan keseruan mereka mengolah kata dengan kekayaan kosa kata masing-masing peserta.

Daerah K dan B memang khusus bagi santri yang ingin menguasai bahasa asing, khususnya Bahasa Arab dan Inggris. Setiap malam dua daerah ini bergantian jadwal. Mulai pukul 11.20 WIS, masing-masing di dua daerah ini dipastikan ramai, suara santri yang berdialog menggunakan bahasa Arab. Sesekali ada gelak tawa, saat salah seorang di antara mereka menggunakan kata yang mengundang tawa.

Muhawarah lebih mirip bercerita ria atau berbincang dalam tema tertentu. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok. Per kelompok terdiri dari 5-7 peserta, yang dipimpin oleh seorang moderator atau biasa disebut muharrik. Dialah yang terus memprofokasi peserta agar berani berbicara.

Setiap santri diharuskan berbicara, mengutarakan pendapat pribadi. Tentu saja, menggunakan bahasa Arab. Keseruan akan memuncak saat santri lain mulai menyangkal pendapatnya. Keriuhan pun pecah. Perdebatan menjadi hangat.

“Meskipun tidak berlaku wajib hampir tidak ada yang melewatkan keseruan kegiatan Muhawarah,” jelas M. Abd Rohman Rifa’i Wakil Kepala II LPBAA, di sela perbincangan saat mengamati peserta muhawarah.

Muhawarah diawasi oleh Lembaga Pendidikan Bahasa Arab dan Asing, atau LPBAA, sebagai lembaga yang mengelola program pendidikan bahasa di daerah B dan K.

Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga Daerah Arab dalam mengembangkan skill berbahasa Arabnya. Hal ini diamini oleh M Sahrul bin Matnadi, salah satu santri yang bermukim di daerah K.

“Pertama, saya merasa dengan mengikuti muhawarah perbendaharaan kosa kata bahasa Arab saya bertambah; kedua, mental saya makin terlatih; ketiga, tempat terbaik berbagi cerita dan pengalaman.”

Penulis: Muhammad Nur Afifuddin
Editor: Muhammad Ilyas

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *