Sabtu (17/08) Darul Aitam Sidogiri (DAS) dan Darul Khidmah Sidogiri (DKS) untuk pertama kalinya, mengadakan upacara di halaman Gedung DAS dan DKS. Upacara kemerdekaan ini, sudah di mulai sejak dua tahun lalu. Namun, untuk upacara di tempat terbuka, baru tahun sekarang.
“Upacara kemerdekaan seperti ini, sudah dari dua tahun yang lalu. Bedanya, tahun lalu di tempat tertutup. Tahun sekarang, di tempat terbuka,” ujar Ust. Amin, selaku Pembina Upacara.
Sengaja di tempat terbuka, agar masyarakat tahu, bahwa DAS dan DKS tidak hanya bersifat ma’hadiyah, tetapi juga madrasiyah.“Ini (meletakkan upacara di lokasi terbuka, red) untuk memberi tahu kepada masyarakat, bahwa DAS dan DKS tidak hanya berpendidikan ma’hadiyah, tetapi juga madrasiyah,” terang Ust. Muwafiq, Wakil Koordinator II DAS dan DKS Surabaya.
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dilatih oleh salah-satu putra alumni Sidogiri yang ada di Surabaya. Peserta upacara, terdiri dari anak didik DAS dan DKS sendiri. “Yang ikut upacara itu anak DAS dan DKS, tetapi tidak semua. Soalnya kan, ada yang masih beliau,” tambahnya.
Jumat malam Sabtu (16/08) DAS dan DKS juga mengadakan gerak batin massal, untuk mengenang jasa para pejuang. Bacaan Yasin, tahlil, dan lain sebagainya ditujukan khusus kepada pahlawan.
Petikan Taujuhat Ketua Madrasah Miftahul Ulum 08 Surabaya, Ust Amin selaku Pembina Upacara
Selanjutnya, karena di sini juga hadir pengurus DAS, DKS, MMU 08, TPQ Sidogiri, LAZ Sidogiri Cabang Surabaya, PW IASS Surabaya dan Bansus 1455 Surabaya, marilah kita senantiasa tolong-menolong dalam kebaikan, peduli kepada sesama dalam rangka meniru serta mencontoh para pejuang. Bukan saja pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, tapi juga seluruh pejuang kebangkitan. Sebab, kebangkitan tidak pernah lahir kecuali dari tolong-menolong dan jiwa semangat yang membara.
Posisikan diri kita pada posisi saudara-saudara kita semua. Bila kita terluka akibat hal yang tidak kita inginkan, maka seharusnya kita pun tidak menyukai hal itu terjadi pada saudara kita. Itu lah sifat seorang mukmin yang berjiwa besar dan semangat untuk menjadi lebih baik. Apabila kita menginginkan kesuksesan meraih cita-cita, maka sudah seharusnya kita juga mengininkan hal yang sama terjadi pada saudara kita. Karena itu, mari kita mulai sikap saling tegur; saling mengingatkan. Sebab, sejatinya cita-cita kita sama yaitu menjadi hamba yang diridai Tuhan.
____
Penulis: Muhammad ibnu Romli
Editor: Saeful Bahri bin Ripit