Malam Selasa (17/09) Annajah Center Sidogiri (ACS) mengadakan halakah akidah pertamanya dengan nama Kajian Fiqhul Akbar (KAIFA), halakah ini adalah satu-satunya halakah di Sidogiri yang membahas kemusykilan seputar akidah. Dihadiri oleh anggota ACS, acara ini bertempat di Perpustakaan Sidogiri Ruang Akidah dan akan dilaksanakan setiap malam Selasa.
Baca juga: Ust. Moh. Achyat Ahmad: Semuanya Berawal Dari I’tiqad yang Sahih
KAIFA-1: Membahas seputar tawassul.
Ada sebagian oknum yang menganggap pelaku tawassul adalah syirik secara mutlak, karena menurut mereka pelaku tawassul meminta pada selain Allah seperti kuburan dan yang lainnya. Padahal orang yang di-tawassuli hanya sebagai mediator untuk menyampaikan doa kita pada Allah, karena sangat sulit jika kita sendiri yang langsung meminta pada Allah dengan keadaan jiwa yang berlumuran dosa tanpa melalui perantara. Sehingga membutuhkan wasilah untuk menyampaikannya, seperti orang Salih yang dekat dengan Allah.
Ada yang berpendapat bahwa tawassul ini tidaklah syirik, karena hanya sebagai perantara untuk sampai pada sang Khaliq, namun menurut mereka ada sebagian orang awam yang secara tidak langsung ketika ber-tawassul langsung meminta pada yang di-tawassuli. Sehingga mereka berpendapat dan memaksa untuk mengharamkan praktik tawassul dengan alasan Saddudz-Dzarî’ah (menolak adanya fitnah).
Dalam konteks ini, benarkah jika tawassul diharamkan dengan menggunakan alasan Saddudz-Dzarî’ah? Sebenarnya pernyataan ini telah ditolak oleh Imam as-Suyuti; sebodoh-bodohnya orang awam, ketika bertawassul pada kuburan, tidak akan berkeyakinan jika kuburan itulah yang mengijabahi doanya. Namun ada yang menyangkal, jika melihat realita yang ada di masyarakat saat ini, tidak menutup kemungkinan ada orang yang berkeyakinan demikian, sehingga mereka bisa syirik dengan praktik yang sedemikian.
Pertanyaan tersebut masih belum menemukan titik temu sampai berakhirnya acara, sehingga di-maukufkan terlebih dahulu dan akan dilanjutkan pada malam selasa mendatang, dengan persiapan yang lebih matang dari para anggota ACS.
Baca juga: Gus Muhib: Syiah dan Wahabi Mustahil Akur
_________
Penulis: Kanzul Hikam
Editor: Saeful Bahri bin Ripit