“Daerah Arab (Daerah K dan B) asrama santri yang berprestasi tinggi,” sebut Ust. Mahbub Shonhaji selaku Ketua Lembaga Pembelajaran Bahasa Arab dan Asing (LPBAA). Beliau menginginkan santri yang bermukim di Daerah Arab bisa berbahasa Arab dengan lancar layaknya orang Arab. Untuk meraih upaya tersebut, peningkatan dan pembaruan selalu diproses setiap tahun.
“Sudah saatnya kualitas Bahasa Arab meningkat,” ungkap Sekretaris Umum, HA. Saifulloh Naji. Program baru tersebut diterapkan pada semua tingkat mustawa. Pada tahun ini Beliau akan mengubah materi dan sistem ujian, agar mereka lebih semangat dan mahir dalam berbahasa Arab.
Selain itu, materi pembelajaran mengalami beberapa perubahan. Misalnya, kitab Qawaid al-Lughah al-Arabiyah diganti kitab Mahir fil-muhawarah di mustawa I. “Dalam masa setengah tahun, anggota baru sudah bisa berbicara seperti keinginan kami,” jelas staf pengajar kelas 2 Tsanawiyah tersebut. Pengurus LPBAA menganggap warga baru Daerah Arab sudah mumpuni di bidang nahwu dan sorrof sejak I’dadiyah, dan khawatir terjadi kemandekan seperti pada tahun sebelumnya.
Di samping itu, sistem ujian mustawa I memiliki dua jenis ujian, yakni tahriri dan shafahi sebagai sensasi mahir berbahasa. Mengenai penilaian, masih dalam perencanaan rapat pengurus LPBAA.
Selanjutnya, beliau berharap muhawarah (percakapan) Daerah Arab meningkat sesuai dengan bahasa modern, lebih peka pada istilah-istilah Arab. Bukan menerjemah Bahasa Indonesia ke Bahasa Arab secara literal. “Sidogiri saja yang mengalami peningkatan Bahasa Arab, yang lainnya masih belum”, tutup ayah dari dua anak tersebut.
Nama: Agus Hidayat*
*Wartawan lepas