Sejak awal tahun ajaran 1445-1446 H ini, pengurus bagian Taklimiyah wa Tahfidzul Quran (TTQ) menerapkan 2 metode pengajaran, yaitu metode klasikal dan individual. Penerapan ini dilakukan karena ada keputusan dari Tim Perumus Pondok Pesantren Sidogiri bahwa jumlah mutaallim Madrasah Taklimul Quran (MTQ) dibatasi 15 mutaallim permajelis.

Metode klasikal atau metode Jibril adalah cara mengajar dengan menjadikan satu orang sebagai pembaca, baik muallim atau mutaallim, sebagai acuan untuk diikuti bersama. Cara ini biasa dilakukan pada awal KBM, terlebih saat membaca surah al-Fatihah.
Adapun metode individual adalah metode evaluasi bacaan untuk para mutaallim. Penerapan metode ini adalah dengan cara mutaallim membaca ayat yang telah ditentukan di hadapan muallim secara bergantian.

Terkait dengan penerapan metode Jibril, Waka I TTQ, Ust. Khoiron Rofik menyampaikan bahwa ini adalah kesempatan bagi muallim agar leluasa mencontohkan bacaan yang baik, benar dan sesuai dengan kaidah ilmu qiraah di hadapan para mutaallim secara menyeluruh.
“Melalui metode individual, muallim dapat lebih mudah untuk mengetahui detail kekurangan bacaan setiap mutaallim,” jelas pria yang juga menjabat sebagai ketua LPSI ini.
Selain itu, staf pengajar MMU Tsanawiyah ini juga menyampaikan bahwa cara ini efektif untuk melatih mental mutaallim agar tidak gugup saat membaca al-Qur’an di hadapan orang lain.
Penulis: Ahmad Kholil
Editor: Nur Hudarrohman