Badan Tarbiyah wa Taklim Madrasi (Batartama) menggelar acara pembinaan untuk staf pengajar Pondok Pesantren Sidogiri. Acara ini bertempat di barat gedung an-Nawawi, Sabtu (09/09). Tema yang diusung adalah “Efektivitas Peran Guru dalam Mengemban Risalah Baginda Rasulullah.” Acara yang berlangsung khidmat ini dinarasumberi oleh Dr. Habib M. Segaf Hasan Baharun, M.H.I.

Setelah lantunan shalawat, Mas Aminullah Bq, Ketua I Pondok Pesantren Sidogiri memberikan sambutan. Beliau menuturkan, “Alhamdulillah acara pembinaan semacam ini bisa dilaksanakan tahun ini, yang sebelumnya terencana, namun terkendala oleh suasana.”
Beliau mengimbuhi bahwa mencari ilmu tidak cukup sampai menjadi guru atau di garis kita lulus dari pesantren. Namun, ada fase lain dan kekurangan lain yang perlu kita sempurnakan.
Sebelum acara inti, Ust. Mujib selaku moderator menyampaikan, “Tema ini penting sebagai pencerahan bagaimana seharusnya kita bersikap sebagai seorang guru dalam mengemban risalah Baginda Nabi Muhammad.”

Habib M. Segaf Hasan Baharun mengatakan bahwa Sidogiri dan Lirboyo adalah guru dan ayah bagi Pondok Pesantren Dalwa. Banyak kurikulum yang mengaca kepada Sidogiri.
“Semoga hubungan emosional ini akan terus erat terjalin hingga di surga,” ucap beliau sambil tersenyum.
Dalam pandangan beliau, menjadi guru adalah nikmat terbesar yang patut untuk disyukuri, karena untuk mencapai pangkat ustaz sangat sulit. Beda dengan hanya menjadi presiden, pebisnis, dan semacamnya, sangatlah mudah.
Lanjut beliau, “Kenapa saya katakan sulit? Karena kita sebagai penyambung lisan Rasulullah akan menjadi incaran setan. Setan tak akan pernah rela kepada kita.”
Ada pesan dari ayahanda beliau yang selalu menjadi prinsip dalam mengajar, “Kalau kamu nanti jadi tokoh besar, orator andal, maka jangan pernah merasa kamu punya peran, karena hal itu yang akan menjatuhkan dirimu.”
Sebelum acara ditutup dengan doa, panitia memberikan ruang dialog bagi para peserta untuk melontarkan pertanyaan dalam dunia pendidikan.”
Ada pesan dari ayahanda beliau yang selalu menjadi prinsip dalam mengajar, “Kalau kamu nanti jadi tokoh besar, orator andal, maka jangan pernah merasa kamu punya peran, karena hal itu yang akan menjatuhkan dirimu.”
Sebelum acara ditutup dengan doa, panitia memberikan ruang dialog bagi para peserta untuk melontarkan pertanyaan dalam dunia pendidikan.
Penulis: Muhammad Faqih
Editor: Nur Hudarrohman